Happy reading-!!
.
.
.
.Kantin sekolah tampak ramai siswa-siswi yang mengantri maupun yang sedang makan. Beginilah suasana kantin, ramai dan berisik seperti pasar.
Freya, Steffany, Dita, dan Hani baru saja memasuki kantin. Mereka langsung berpencar memesan makanan yang berbeda.
"Kang, seporsi, ya, sama es teh." Ujar Freya pada Akang penjual siomay Bandung.
"Siap, neng!" Sahut Akang itu.
Tak sampai lima menit, pesanan Freya telah jadi. Gadis itu memberikan uang pas, kemudian melenggang menyusul teman-temannya yang sudah duduk manis di salah satu meja kantin.
Freya tak memperhatikan jalannya sehingga hampir menabrak seseorang. Untung saja makanan dan minumannya tidak tumpah.
Saat Freya mendongak, wajah pria yang tak ingin ia temui untuk saat ini muncul di hadapannya. Mereka beradu tatap beberapa detik, sampai akhirnya Freya memutuskan pandangan mereka.
"Maaf, Kak." Ucap Freya, lalu pergi meninggalkan Alga yang masih berdiri diam di sana.
Teman-teman Alga yang berdiri di belakangnya, menatap heran Freya yang seperti menghindari Alga. Terlebih Rama, cowok itu amat sangat penasaran.
"Freya kenapa dah? Kok kayak ngehindarin lo gitu?" Tanya Reano.
"Betul! Biasanya juga lo berdua langsung salting-salting enggak jelas." Sahut Bryan.
Alga menatap temannya dengan tatapan tajam. "Bukan urusan lo pada." Setelah mengatakan itu, Alga langsung pergi.
"Kenapa lagi tu bocah?" Bima bertanya.
"Lagi mode senggol bacok kali." Celetuk Bryan.
Rama tetap diam menyimak semuanya. Apakah hubungan Alga dan Freya sedang renggang? Apa mungkin ini kesempatannya untuk mendekati Freya? Jika iya, Rama berharap ia bisa menggunakan kesempatan ini dengan baik.
Cowok itu tersenyum tipis. Bryan yang melihatnya tentu saja merasa aneh. "Ini lagi bocah satu senyum-senyum kagak jelas. Kesambet lu?"
Seketika wajah Rama kembali datar. Ia melirik sekilas Bryan dengan mata elangnya, kemudian melenggang menyusul Alga.
"Ini orang-orang pada kenapa sih?!" Tanya Bryan kebingungan melihat tingkah aneh mereka.
Di meja yang ditempati Freya dan teman-temannya, mereka tengah mengobrol ringan sambil menikmati makanan masing-masing.
Steffany beralih menatap Freya yang hanya diam menyantap makanannya. "Frey, lo ada masalah?" Tanyanya tiba-tiba.
Freya mendongak. "Enggak ada, kenapa?"
"Lo keliatan kayak enggak ada semangat buat hidup. Masalah sama nyokap lo lagi, ya?" Ujar Steffany.
Gadis berambut panjang sepunggung itu menghela napasnya. "Kalo udah tau ngapain nanya?"
Mereka tertegun mendengar jawaban Freya. Tak biasanya gadis itu sinis pada mereka. Nyatanya Freya sedang dalam mood yang tidak baik. Dia tidak ingin diganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...