Happy reading-!!
.
.
.
.
Suara sepatu bergesekan dengan lantai lapangan basket menciptakan bunyi yang nyaring. Di dalam sana ada Rama dan anak basket lainnya yang sedang bermain basket. Harusnya Alga ikut juga, tapi laki-laki itu menolak dengan alasan malas.Kelas mereka sedang jam kosong, jadi mereka menyempatkan untuk bermain basket saja. Bahkan ada beberapa anak yang bolos pelajaran.
Di lapangan itu ada beberapa siswi perempuan yang menonton mereka bermain basket. Cukup satu alasan saja, mereka hanya ingin melihat Rama dan Juna.
Permainan selesai, Juna mengajak Rama untuk istirahat sebentar. Tiba-tiba seorang gadis menghampiri mereka berdua. Gadis itu menatap malu-malu ke arah Rama, kemudian dengan sisa sisa keberaniannya, ia menyodorkan sebotol air mineral untuk Rama.
"Kak Rama pasti capek, ini buat Kakak." Cicitnya pelan sekali.
Juna yang berada di sebelah Rama hanya tersenyum jahil dan menyenggol lengan Rama. Yang diganggu justru memberikan tatapan kesal pada Juna.
"Makasih, gue bawa air." Ucap Rama. Ia langsung melengos meninggalkan gadis itu.
Ekspresi sedih sang gadis membuat Juna tak tega melihatnya, lantas ia langsung merampas air mineral itu. "Udah, buat gue aja."
Rama berjalan sedikit pincang karena tadi dia sempat terjatuh saat bermain, namun laki-laki itu tetap ingin main, sehingga kakinya semakin parah sekarang. Pergelangan kakinya memar.
Juna ingin membantu Rama berjalan, namun Rama menolak karena dia masih kuat berjalan sendiri. Juna langsung pergi ke arah kantin, sedangkan Rama memilih untuk pergi ke kelas.
Rama berjalan terpincang-pincang di sepanjang koridor menuju kelasnya. Karena kelas Rama searah dengan UKS, jadi ia memutuskan untuk mengobati kakinya sebentar.
Saat masuk, Rama dikejutkan dengan seorang gadis yang tengah tertidur pulas di atas ranjang UKS. Rama mendekat dan menatap wajah polos Freya yang sedang tertidur. Segaris senyum menghiasi wajah yang selalu menampilkan ekspresi datar itu.
"Cantik." Gumam Rama.
Tangan laki-laki itu hendak menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah Freya, namun sebuah tangan lain mencekal tangannya. Rama mendongak. Detik itu juga netra gelapnya bertemu dengan netra gelap Alga. Ekspresi wajah Alga terlihat sangat tidak bersahabat.
"Jangan sentuh." Desis Alga dingin.
Dua insan itu saling beradu tatapan yang sama sangarnya. Tak ada yang mau mengalah, sampai pada Freya menggeliat pelan dan membuka kelopak matanya perlahan. Gadis itu sangat terkejut saat melihat dua pria berada di atasnya.
"Kalian ngapain?" Celetuk Freya.
Sontak dua laki-laki itu langsung menatap Freya dan Alga melepaskan tangan Rama. Sedangkan Freya masih dengan raut wajah herannya yang terlihat jelas.
"Gue mau ngobatin kaki gue." Ujar Rama. Laki-laki itu langsung mengambil kotak P3K dan duduk di salah satu kursi, kemudian mulai mengobati kakinya.
Alga menatap sengit ke arah Rama. Dia terlihat masih tak suka saat Rama mencoba menyentuh gadisnya. Tatapan Freya jatuh pada Alga, ia menyentuh lengan Alga agar laki-laki itu melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Dla nastolatków"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...