Happy reading-!!
.
.
.
.Di sebuah taman dengan berbagai permainan anak-anak, seperti jungkat-jungkit, ayunan, seluncuran dan masih banyak lagi.
Freya dan Cecilia duduk di salah satu kursi taman. Sedangkan Gilang dan yang lainnya memilih bermain jungkat-jungkit dan permainan lainnya layaknya anak TK.
"Kak, gapapa, cerita aja." Ucap Freya meyakinkan. Pasalnya sedari tadi Cecilia hanya bungkam. Sepertinya perempuan itu terlalu takut untuk menceritakan masalahnya.
Kini Cecilia menatap Freya dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. "Aku hamil."
Bagai disambar petir. Freya tertegun mendengar ucapan Cecilia yang sama sekali tak diduganya. Dia menegakkan tubuhnya dengan wajah tak percaya.
"Kak Cecil nggak bohong kan?" Tanyanya memastikan jika dia tidak sedang dibohongi.
"Aku serius, Frey." Bulir bening mulai mengalir di pipi Cecilia. "Harusnya aku nggak ngelakuin hal bodoh kayak gitu yang akhirnya malah ngerusak masa depanku sendiri." Cecilia terisak.
"Terus gimana sekarang? Cowok itu mau tanggung jawab kan?"
Cecilia menggeleng pelan. "Pacarku nggak mau tanggung jawab. Dia nyuruh aku buat gugurin bayi ini."
"Hah?! Dia udah gila ya?! Cuma nyari enaknya doang tapi nggak mau tanggung jawab!" Freya jadi naik pitam dibuatnya.
"Kak, kakak harus bilang ke orang tua kakak." Lanjutnya.
"Aku udah bilang ke mereka, tapi mama sama papa malah ngusir aku dari rumah. Katanya mereka enggak mau ketemu aku lagi. Aku cuma bikin malu keluarga dan aku sadar itu."
Hati Freya sakit saat mendengar penjelasan dari Cecilia. Lantas ia memeluk Cecilia dan menepuk-nepuk pelan punggungnya agar dia merasa tenang.
Kecewa itu wajar, tapi mengusir anak ketika tahu dia sedang dalam masalah besar adalah hal yang tidak wajar. Apalagi mengusir anak ketika sedang hamil. Kalian tidak tahu kan, apa yang mereka rasakan. Mereka memang salah, tapi setidaknya jangan mengusir mereka. Apakah rasa malu kalian lebih berharga daripada sang anak?
"Berapa usia kandungan kakak?"
"Tiga bulan."
"Jadi, kakak bakal tetep ngelanjutin kuliah atau berhenti?"
"Berhenti. Aku bakal lebih fokus kerja aja." Kata Cecilia. "Kamu pasti kecewa berat. Maafin aku ya."
"Ya rasa kecewa pasti ada, tapi aku bakal selalu ada buat kakak, jadi jangan sedih lagi."
Acara saling peluk itu berlangsung cukup lama sampai suara teriakan Gilang mengharuskan mereka untuk melepaskan pelukan.
"Woi udah belom? Lama amat!" Teriak Gilang.
"Iya-iya!"
Mereka pun pergi dari sana. Freya dibonceng Gilang, Cecilia dibonceng Jihan, Dita dan Steffany naik mobil, sedangkan Ajun sendirian.
⚪⚪⚪
Dipinggir jalan, di atas trotoar. Banyak anak muda yang sedang nongkrong di tempat pedagang kaki lima. Sekarang mereka sedang makan kerak telor sambil mengobrol ringan dan diselingi tawa berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...