Happy reading-!!
.
.
.
.Ruangan ini sangat sunyi, hanya ada suara televisi yang mengisi. Di sofa, Freya duduk anteng sambil menonton kartun yang ditayangkan. Ia tidak bermain ponsel karena sedang tidak ingin, jadi dia memilih untuk menonton kartun favoritnya, yaitu Gorge The Monkey.
Beberapa kali ia menoleh ke pintu depan, menunggu kepulangan Alga yang sekarang berstatus sebagai pacarnya. Kurang lebih hampir dua puluh menit Alga pergi. Tadi Alga juga sempat mengiriminya foto rak-rak yang penuh dengan berbagai macam camilan. Ia bertanya pada gadis itu mau dibelikan camilan apa, namun Freya menolak, ia hanya ingin Alga cepat pulang.
Suara bel pintu mengalihkan pandangan Freya. Ia tersenyum lebar dan bergegas menuju pintu depan untuk membukakan Alga pintu. Mungkin belanjaan laki-laki itu banyak sehingga tak bisa memasukkan pin sendiri.
Pintu terbuka bersamaan dengan senyum Freya yang memudar. Yang berada di depannya bukan Alga, melainkan seorang gadis berambut cokelat dengan bandana berwarna biru gelap bermotif bunga-bunga.
"Freya?" Celetuk Neva kebingungan. Kenapa bukan Alga yang menyambutnya melainkan Freya? Mengapa gadis ini bisa ada di apartemen Alga? Ada banyak pertanyaan yang berputar di kepala Neva.
"Kok lo ada di sini?" Neva mengintip ke dalam. "Alga mana?"
"Kak Alga lagi pergi ke supermarket. Tunggu di dalem aja, Kak." Freya mempersilahkan Neva untuk masuk.
Tak ada perbincangan sama sekali saat mereka sudah berada di ruang tamu. Neva dan Freya duduk berhadapan di sofa yang berbeda dengan suasana yang canggung.
Tatapan Neva tak lepas dari Freya hingga membuat gadis itu merasa sedikit tidak nyaman. Mereka berdua saling kenal karena Alga, dua perempuan itu sama sekali tak dekat, berbincang pun tak pernah.
Suasana hening pecah ketika Neva melontarkan pertanyaan. "Lo kenapa bisa ada di apart Alga?"
Freya menegakkan badannya. "Aku nginep di sini." Jawab gadis itu santai.
Mata Neva sontak membulat. Dengan ekspresinya yang seperti itu, membuat Freya mengerutkan keningnya. "Lo nginep di sini?"
Anggukan singkat Freya semakin membuat mata Neva seperti akan keluar dari tempatnya. Dia bahkan tak pernah sekalipun menginap di apartemen Alga. Jika di kediaman Erlangga, dulu Neva sering sekali menginap.
"Lo cewek loh, Frey. Kok lo berani banget nginep di apartemen cowok?" Celetuk Neva membuat Freya menaikkan sebelah alisnya.
Neva menarik napas. "Gue bukan mau nyinyirin lo, ya, tapi apa pantes cewek nginep di apartemen cowo berduaan?"
Mendengar ucapan Neva barusan, membuat Freya sedikit jengkel. Dia malas menanggapi, jadi dia hanya diam saja mendengarkan semua ocehan tidak penting yang keluar dari mulut Neva.
"Gue yang temenan dari kecil sama Alga aja enggak pernah loh nginep berduaan sama dia di sini. Sedangkan lo yang belum lama kenal sama Alga udah berani nginep berduaan di apartemennya?" Ujar Neva.
Alis Freya menukik tajam. Dia menginap pun ada alasannya. Jika bukan karena kejadian semalam, Freya juga tak mau menginap di sini.
Tak berhenti sampai di situ, Neva kembali bersuara, "gue enggak kebayang gimana perasaan Bunda kalo tau Alga bawa cewek ke apart-nya. Pasti kecewa banget."
"Lo tau? Alga dulu sama sekali enggak berani bawa cewek buat nginep di sini berduaan, tapi semenjak kenal sama lo dia jadi begini. Jadi liar."
"Maksud lo gue bawa pengaruh buruk buat Kak Alga?" Celetuk Freya dengan ketus. Freya tak akan berbicara dengan sopan jika orang itu duluan yang memancing emosinya. Biasanya Freya akan menggunakan 'aku kamu' jika berbicara dengan yang lebih tua darinya. Itu adalah ajaran dari sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...