Happy reading-!!
.
.
.
.Setelah menonton rekaman cctv Dante Bar sampai selesai, Alga mengumpat keras. Lagi dan lagi dalang dari masalah mereka adalah Andra. Cowok itu hampir membanting laptop Reano saat wajah Andra muncul di sana.
"Bangsat, lagi-lagi Andra biang masalahnya." Umpat Alga.
Reano menggaruk pelipisnya dan mengarahkan tubuhnya menghadap Alga. "Tapi jadi pertanyaan enggak sih, kenapa Andra bisa tiba-tiba ada di bar yang sama? Dari gerak-geriknya juga kayaknya dia emang udah ngerencanain ini mateng-mateng."
Alga menoleh cepat. "Bener. Gue ke Dante Bar cuma tiap kalo gue ada masalah aja. Terus, dari mana dia tau gue ada di sana pas malam itu?"
"Tanda tanya besar nih." Celetuk Reano. "Pasti dia kerja sama sama orang dalem."
Saat ini yang perlu mereka cari adalah Andra. Mereka harus menangkap Andra dan menginterogasinya.
Alga pun segera memberitahu Ravindra soal rekaman ini agar Ayahnya bisa membantu mencari keberadaan Andra karena sampai saat ini pun polisi belum menemukan laki-laki itu.
Alga sangat berterima kasih kepada Reano karena sudah menemukan rekaman ini. Ia menyuruh Reano untuk mengirimkan rekaman itu ke ponselnya agar bisa ia tunjukkan pada Ravindra.
"Thank you, No. Lo mau apa? Gue kasih deh." Ujar Alga yang sudah kelewat bahagia.
Sontak mata Reano berbinar indah. "Beneran nih? Gue minta apa aja lo kasih, ya?"
Mendapat anggukan dari Alga, Reano pun semakin bersemangat. "Gue minta lo buat ngizinin gue pacarin Ara!"
Ucapannya barusan langsung mendapat pukulan bantal dari Alga. Cowok itu mengasuh dan mendengus kesal. Katanya Alga akan menuruti apapun kemauannya, nyatanya ia hanya meminta agar bisa pacaran dengan Ara pun Alga tidak mengizinkan.
"Enggak usah aneh-aneh lo!" Cetus Alga.
"Dih, emang napa sih? Lo aja pacaran, masa Ara enggak boleh."
Reano mencibir, ia benar-benar kesal. Alga menghela napas. "Yaudah lo boleh pacaran sama Ara."
Wajah Reano berubah sumringah. Matanya berbinar indah jantungnya pun ikut berdetak kencang. "Beneran, Ga?"
"Hm. Tapi awas aja lo bikin Ara nangis, gue datengin rumah lo." Kata Alga.
"Iya-iya aman dah. Thanks, ya, Kakak ipar!"
"Sialan!"
⚪⚪⚪
Bel istirahat pertama sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Saat ini Rama tengah berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah lebar dan cepat. Wajah seriusnya mengamati setiap orang yang berada di sana, seperti sedang mencari keberadaan seseorang.
Tibalah Rama di sebuah ruang musik tempat anak-anak ekstrakurikuler musik berlatih. Dia menatap wajah mereka satu persatu sampai matanya tertuju pada seorang gadis yang tengah bermain piano dengan damai.
Segera Rama melangkahkan kakinya menuju gadis itu. Tiba-tiba saja ia menarik kasar lengan Neva sampai gadis itu terlonjak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Jugendliteratur"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...