Happy reading-!!
.
.
.
.
BRAK!
Suara gebrakan meja membuat semua orang terkejut. Kepalan tangan Andra sangat kuat ketika memukul meja itu sampai-sampai uratnya mencuat keluar. Matanya terbakar api amarah. Dia sedang dilanda emosi saat ini.
"Bangsat!" Teriak Andra menggema. Ia terduduk di atas sofa dengan tangan yang meremas rambutnya sendiri.
Teman-temannya tak ada yang berani menenangkan Andra yang sedang emosi. Laki-laki itu sangat marah ketika tahu gadisnya kembali dekat dengan Alga. Padahal belum lama ini Freya mengatakan pada Andra untuk tidak perlu khawatir lagi karena ia sudah menjaga jarak dengan Alga.
"Dia ke apartemen Alga sama siapa?" Tanya Andra dengan nada rendah.
"Sama Reano, bos. Anggota inti Grixen." Kata Anak buah Andra.
"Reano bajingan!"
"Terus sekarang lo mau ngapain?" Daniel bertanya.
Tatapan Andra jatuh pada Alvaro. Tatapan yang sulit diartikan. "Liat aja nanti." Ucapnya tak jelas.
"Gue saranin lo jangan sampe berbuat macem-macem sama Freya, Ndra. Jangan jadi cowok brengsek." Ujar Alvaro.
"Dia cewek gue, terserah gue mau ngapain." Andra menyahut ketus.
"Hadeh, terserah lo deh, gue ga urus." Celetuk Sebastian yang sudah lelah dengan sikap Andra.
Salah satu di antara mereka berdiri kemudian hendak berjalan keluar. "Mau kemana lo?"
"Beli rokok." Jawab Revan dan lanjut berjalan.
"Woi, nitip Marlboro!" Teriak Sebastian yang hanya dibalas acungan jempol dari Revan.
Saat semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, Andra hanya diam dengan otak yang mengatur strategi malam ini. Ia menyeringai lebar penuh arti.
⚪⚪⚪
"Demamnya udah mulai turun." Ucap Freya setelah mengecek suhu tubuh Alga. Ia menaikan selimut Alga hingga mencapai batas dada.
"Kalo dipake tidur, nanti malem pasti udah sembuh total." Tutur gadis itu seraya mengusap keringat di kening Alga.
Alga menyahut, "makasih Bu dokter."
Ucapan itu membuat senyuman lebar terukir di wajah cantik Freya. Gadis itu mengusap-usap lembut kepala Alga hingga laki-laki itu memejamkan mata.
"Kak," panggil Freya.
Alga berdeham dengan mata yang masih terpejam erat. "Kak Neva itu siapanya kak Alga?"
Mata Alga terbuka ketika mendengar nama Neva disebut. "Sahabat. Gue udah bareng dia dari kecil." Kata Alga. "Kenapa sih?"
"Enggak pa-pa, cuma penasaran aja. Soalnya kalian deket banget kayak orang pacaran." Ujar Freya jujur.
Laki-laki yang tengah berbaring itu terkekeh ringan. "Kenapa? Cemburu?
"Apaan sih, enggak." Freya mendelik.
Alga mengubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan Freya. "Lo sama sahabat gue sendiri aja cemburu, gimana sama gue yang cemburu liat lo udah tunangan sama Andra?"
Raut wajah Freya berubah drastis ketika lagi-lagi Alga membahas soal pertunangannya dengan Andra. Dia paling tidak suka jika pembahasan Alga sudah menyangkut Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Подростковая литература"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...
