Happy reading-!!
.
.
.
.
Siswa-siswi berlalu lalang memenuhi kantin SMA Galaxy. Suara bising menjadi ciri khas setiap kantin. Laki-laki bertubuh tinggi baru saja memasuki kantin sendirian. seragam yang dibiarkan tidak terkancing hingga memperlihatkan kaus hitamnya.Gilang menebarkan senyum manisnya kepada setiap orang yang berada di sana. Banyak yang menyapa Gilang, terutama para gadis. Gilang memang populer di sekolahnya karena ia terkenal ramah, murah senyum, memiliki banyak teman, dan tentunya langganan BK.
Laki-laki itu menghampiri meja yang diisi oleh kedua temannya, yaitu Ajun dan Jihan. Dua anak itu sedang makan saat Gilang datang.
"Parah lo berdua. Bisa-bisanya ke kantin enggak ngajak gue." Ujar Gilang dan langsung mencomot bakwan milik Ajun.
"Lah lo tidur." Sahut Ajun.
Mereka berdebat lantaran Gilang yang merasa dikhianati karena mereka pergi berdua tanpa dirinya. Hingga akhirnya Jihan membuka obrolan.
"Udah beberapa hari ini Andra enggak keliatan."
Mata Gilang sontak langsung menyorot ke arahnya. Darahnya seakan naik mendengar nama manusia itu disebutkan. Gilang memang tak menceritakan kejadian yang dialami Freya akibat perbuatan Andra pada teman-temannya, karena ia menghargai privasi Freya.
"Iya juga ya." Ajun menyahut.
Gilang meletakkan bakwannya sedikit kasar, kemudian berkta, "kenapa jadi bahas si anak setan? Kangen lo pada?"
"Amit-amit." Kata Ajun bergidik.
Gilang beranjak. "Bikin muak aja." Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi dari kantin meninggalkan kedua temannya. Tentunya sikapnya itu membuat Ajun dan Jihan terheran-heran.
"Dih, enggak jelas lo!"
Jihan memahami perubahan suasana hati Gilang yang tiba-tiba tak seperti biasanya. Ia tahu ada yang mengganjal di hati laki-laki itu, yang tak bisa dia ungkapkan.
Di antara mereka bertiga, Jihan lah yang paling peka. Orang-orang yang tak mengenal Jihan pasti menganggap bahwa Jihan adalah gadis yang menyeramkan, dingin, mudah emosi, dan misterius.
Semua tebakan itu memang benar, namun mereka tak akan menyangka bahwa Jihan memiliki sisi yang manis, namun ia tak memperlihatkannya. Jihan adalah tipe gadis tsundere.
"Gue susul Gilang." Jihan pun ikut pergi untuk menyusul Gilang.
"Woy, gue ditinggal nih?! Enggak jelas lo berdua!" Ajun berteriak kesal.
Masih di lingkungan yang sama, namun tempat yang berbeda. Gilang berada di taman belakang sekolah. Laki-laki itu berdiri dengan mata menyorot ke arah seekor kucing yang sedang berlari-lari mengejar kupu-kupu berwarna putih.
Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. Tak biasanya Gilang seperti ini. Biasanya Gilang selalu ceria dan penuh senyum, namun kali ini berbeda. Ia tampak suram. Rahang Gilang mengeras seakan tengah menahan amarah.
Di belakang punggungnya, Jihan tengah menatapnya dalam diam. Perempuan itu memberanikan diri untuk memanggil nama Gilang.
"Lang,"
Kepala Gilang bergerak sedikit ke kanan. Dia tahu Jihan akan datang seperti biasanya. Jihan akan selalu ada setiap Gilang maupun Ajun tengah dilanda rasa marah dan sedih yang tercampur menjadi satu.
"Gue lagi pengen sendiri."
Jihan jelas mendengar itu, namun perempuan itu bersikeras untuk mendekati Gilang. Suara langkah kakinya terdengar oleh Gilang, hingga laki-laki itu kembali berkata. "Jihan, jangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...