✨Algantara: bab 53✨

1.2K 42 0
                                    


Happy reading-!!
.
.
.
.

Alga berada di sebuah kafe bersama Neva. Mereka bercerita tentang kehidupan masing-masing, hal-hal random yang membuat mereka tertawa lepas. Sejenak Alga dapat melupakan masalahnya dengan Freya karena Neva selalu berada di sampingnya untuk menghibur dirinya.

"Lo dari dulu enggak berubah. Makan belepotan mulu." Alga mengoceh seraya mengusap ujung bibir Neva yang terkena es krim.

Gadis itu terkekeh untuk menyembunyikan wajahnya yang salah tingkah. Neva sudah menyukai Alga sejak mereka duduk di bangku kelas dua SMP, tetapi ia tidak berani mengungkapkan perasaannya pada Alga karena takut pertemanan mereka akan rusak.

Namun sekarang dia baru menyesal ketika tahu Alga berpacaran dengan adik kelasnya. Neva terus membuat perhatian Alga hanya tertuju padanya. Apapun yang Neva lakukan dan katakan, Alga tak bisa marah padanya.

Alga melihat Neva sebagai sahabat, namun Neva melihatnya sebagai laki-laki. Selama ini Alga tak menyadarinya padahal mereka sudah bersama sejak masih duduk di taman kanak-kanak.

Saat sedang asyik menikmati es krim serta bercanda tawa, tiba-tiba seorang pria paruh baya dengan tubuh yang masih bugar, mendatangi mereka.

"Kejutan apa ini?" Celetuk pria itu mengalihkan perhatian dua anak muda yang sedang menyantap es krim dengan damai.

Tatapan Alga seketika menajam. Rahangnya mengeras. Ia mencengkeram sendok es krim dengan kuat. Dirinya tak menyangka akan bertemu pria yang sudah lama tak bertatap muka dengannya.

"I'm glad to meet you, Algantara Zean Mahatma." Sapa Dany dengan nada meremehkan.

"Jangan satuin marga sialan lo dinama gue." Desis Alga. "Marga gue Erlangga, bukan Mahatma."

"Oh, itu marga suami baru Bunda kamu, ya?" Celetuk Dany. "Jelek, ah. Bagusan Mahatma."

Tatapan Dany beralih pada Neva yang juga memasang ekspresi terkejut. "Kamu Neva, kan? Masih betah aja kamu temenan sama Alga." Dany terkekeh.

"Apa jangan-jangan kalian pacaran? Kamu kenapa mau sih sama pecundang kayak Alga? Buang-buang waktu." Ucap Dany.

Alga hampir menonjok pria itu jika Neva tak menggenggam tangannya dan memberi usapan lembut harap-harap emosi Alga mereda.

"Lo mau apa?!" Tanya Alga dengan darah yang sudah mendidih.

Dany tersenyum. "Mau nyapa anak sendiri emangnya enggak boleh?" Laki-laki itu mencomot kentang goreng mereka tanpa izin.

"Emangnya kamu enggak kangen sama Papa?" Tanya Dany percaya diri.

Alga terkekeh mengejek. "Buat apa gue kangen sama orang yang udah ngancurin hidup gue sama Bunda?"

"Itu bukan salah Papa. Salah Bunda kamu yang enggak bisa puasin Papa." Kata Dany. "Sini Papa kasih tau. Kalo cari perempuan itu yang bisa puasin kebutuhan seks kamu. Jangan kayak Bunda kamu, baru main bentar aja udah lemes. Pacar Papa bahkan bisa ngimbangin Papa. Udah mah body-nya bohai, cantik, anaknya juga enggak kalah bohai."

"BANGSAT!!" Alga kehabisan kesabaran. Ia melayangkan tonjokan pada wajah Dany yang masih sakit karena bekas tonjokan Freya. Alga menghajar Dany habis-habisan. Dia membuat keributan di kafe itu. Beberapa meja, kursi, gelas, piring dan barang lainnya jatuh berserakan karena ulah Alga.

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang