Happy reading-!!
.
.
.
.Malam ini kediaman Erlangga sangat ramai. Ada Ravindra, Diana, Ara, Reano serta Neva. Mereka tengah mengobrol santai di ruang tamu. Sedangkan Alga tengah menjemput Freya, jadi cowok itu tidak ada di sini sekarang.
"Reano serius sama Ara?" Tanya Ravindra tiba-tiba.
Seketika tubuh Reano menegang. Dia menatap Ara seolah meminta jawaban, namun gadis itu hanya mengedikkan bahunya saja.
Reano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Serius sih om, tapi kata Alga belom boleh sebelum Ara lulus SMP." Jawabnya kikuk.
Ravindra terkekeh dengan suara beratnya. "Ada-ada aja si Alga. Tapi om setuju. Ara nggak boleh pacaran sebelum lulus SMP. Belajar dulu yang rajin, baru pacaran."
"Ara kok bisa suka sama Reano?" Neva bertanya.
Kini gantian Ara yang menegang. Dia bingung harus menjawab apa. Kenapa bisa suka sama Reano? Tidak tahu, rasanya tiba-tiba saja.
"Nggak tau, kak." Kata Ara seraya tersenyum kikuk.
"Kok nggak tau?" Tanya Neva. "Heh, lo pelet Ara, ya! Ngaku lo!" Tuduh Neva pada Reano.
"Sembarangan mulut lo! Gue nakal-nakal gini rajin sholat, ye!" Tukas Reano.
Semua yang ada di dalam ruangan itu tertawa terbahak-bahak. Reano memang humoris sekali, berbeda dengan Alga yang kaku. Cowok itu tak bisa melawak.
Tak lama setelahnya, pintu rumah terbuka lebar. Muncul dua insan dari baliknya. Freya dan Alga.
Pandangan mereka teralihkan semua ke arah dua manusia yang baru saja datang.
"Malem, Bunda, Om." Sapa Freya ramah. Gadis itu langsung duduk di sebelah Ara ketika Diana menyuruhnya.
"Aduh kumpul sama anak-anak muda gini, Bunda jadi inget masa muda deh." Ucap Diana. Wajah wanita itu masih terlihat cantik walaupun sudah ada kerutan-kerutan halus.
Cukup lama mereka berbincang, sampai akhirnya memutuskan untuk ke ruang makan. Di meja makan sudah tersedia banyak makanan.
Langsung saja mereka duduk dan mengambil makanan masing-masing. Terkhusus Ravindra, ia diambilkan oleh Diana—istrinya.
Alga mendekatkan dirinya pada Freya yang ada di sebelahnya. Ia berbisik, "Frey, ambilin yang itu."
Freya pun langsung mengambilkan ayam saus yang ditunjuk Alga, kemudian ditaruh di piring laki-laki itu. Tanpa mereka sadari, Neva melihat semuanya. Memang sedari tadi, gadis itu hanya memperhatikan Freya dan Alga.
Mereka pun mulai makan dengan tenang dan sesekali mengobrol. Ara dan Reano tampak saling mengganggu satu sama lain, namun malah terlihat lucu.
"Alga, lo mau nambah nggak? Sini gue ambilin." Neva hendak mengambil piring Alga, namun ditahan cowok itu.
"Nggak, udah cukup." Tolaknya halus.
Neva pun langsung kembali ke posisi semula dengan rasa jengkel. Dia memang jengkel, tapi tak memperlihatkannya.
"Kak.." keluh Freya ketika Alga mencomot udang goreng tepung yang ada di piringnya. Dia kesal sekali karena Alga tak mengambilnya sekali dua kali, tapi berkali-kali.
Bukannya meminta maaf, Alga justru hanya menaik-turunkan alisnya seakan mengejek Freya.
Spontan Freya mencubit pinggang Alga hingga cowok itu mengaduh kesakitan. "Aw,"
Freya menjulurkan lidahnya sengaja mengejek cowok di sebelahnya ini. Alga ingin membalas perbuatannya, tapi ada Bunda dan Ayahnya di sini.
Diana dan Ravindra senyam-senyum sendiri menatap kedua anak mereka yang sibuk dengan pasangan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANTARA
Teen Fiction"Kenapa badai dateng ketika gue udah jatuh sama dia." -Freya "Gue benci kalo liat wajah lo, tapi gue rindu saat lo nggak ada di samping gue." -Algantara Antara cinta, benci dan dendam yang harus mereka hadapi. Begitu banyak masalah yang menghampiri...