✨Algantara bab 62✨

2.6K 83 7
                                        


Happy reading-!!
.
.
.
.


Saat ini, Freya tengah duduk meringkuk di atas kasurnya dengan punggung bersandar pada kepala kasur. Matanya terbuka, namun tatapannya kosong seperti tak ada kehidupan. Bibir pecah-pecah yang pucat, bawah matanya yang menghitam akibat kurang tidur, matanya yang sembab karena hari-harinya hanya dihiasi dengan tangisan.

Freya menatap pergelangan tangan kirinya yang dibalut dengan perban. Pergelangannya luka karena ia melakukan percobaan bunuh diri, untung saja Gilang menggagalkan aksinya.

Perempuan itu menunduk menatap perutnya yang masih rata. Dia mengusap perutnya dengan perasaan yang sulit didefinisikan.

Perutnya bergejolak tiba-tiba. Freya buru-buru lari ke kamar mandi. Di dalam sana dia mual-mual sampai matanya berair. Freya keluar dari kamar dan berjalan sempoyongan menuju kasurnya.

Namun belum sampai di kasur, Freya sudah ambruk duluan di lantai. Dia tak sadarkan diri tepat saat Gilang baru masuk ke dalam kamarnya. Cowok itu buru-buru menghampiri Freya dan menepuk-nepuk pipi cewek itu.

"Frey, bangun! Lo kenapa?!" Gilang panik, takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada Freya.

Gilang mengecek suhu tubuh Freya dengan punggung tangannya. "Panas banget." Gumamnya.

Dengan gerakan cepat Gilang membawa Freya ke rumah sakit dengan mobil milik Freya. Dia mengendarai mobil dengan cepat. Sepanjang jalan hati Gilang tak tenang. Dia takut Freya kenapa-kenapa.

"Gue mohon bertahan." Lirih Gilang sesekali melirik Freya yang matanya masih setia terpejam.

Sampai di rumah sakit, Freya langsung dilarikan ke UGD. Gilang mondar-mandir di depan ruangan UGD dengan perasaan cemas.

Ponsel Gilang berdering. Ia menempelkan benda pipih itu pada telinganya. "Kenapa, Han?" Tanya Gilang.

"Lo enggak sekolah lagi? Bu Rina nyariin lo karena lo belom nyetor tugas.." Ucap Jihan.

"Bilangin Bu Rina, besok gue setor, hari ini enggak bisa." Sahut Gilang sambil sesekali melihat ke dalam ruang UGD.

"Dua hari lo enggak masuk, kalo besok enggak masuk lagi ntar lo diamuk Bu Rina." Kata Jihan datar.

Gilang berdecak kesal. "Iya."

"Lo kenapa enggak masuk emang?"

"Freya masuk rumah sakit. Dia demam tinggi. Gue panik banget takut Freya kenapa-kenapa" Ucap Gilang.

"Freya dirawat di rumah sakit mana? Ntar pulang sekolah gue sama Ajun jenguk."

"Rumah sakit Radjasa." Jawab Gilang.

Setelahnya percakapan berakhir, Gilang menyimpan ponselnya di dalam saku celana jeans-nya. Ia mendudukkan dirinya di kursi besi panjang. Siku cowok itu bertumpu pada kedua lututnya. Gilang mengusap gusar rambutnya ke belakang sampai leher.

"Gue enggak bakal maafin Alga kalo sampe terjadi apa-apa sama lo, Frey. Sampe mati pun enggak bakal sudi gue denger permintaan maafnya." Desis Gilang penuh kebencian.

⚪⚪⚪

Matahari terbenam, terbitlah bulan menggantikan matahari untuk menyinari bumi. Sebuah lagu dari band terkenal terdengar dari spiker kecil yang berada di atas meja belajar.

Laki-laki bertubuh jangkung itu berdiri di balkon kamarnya sembari menghisap rokok di tangannya. Ini adalah pertama kalinya lagi Alga merokok semenjak bersama Freya. Dulu dia rela berhenti merokok ketika tahu bahwa Freya memiliki penyakit asma.

ALGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang