Setiap orang dengan pakaian terbaik mereka tampil pada hari ini. Udara sudah semakin dingin karena musim gugur sudah dimulai, tetapi tidak membiarkan mereka yang tinggal di utara ketinggalan fesyen.
Tangan Monice menaruh jepit ke rambut bagian kanannya. Ia sudah siap dengan gaun halter neck berwarna kuning tuscany.
Malam itu, hall sudah ramai dipenuhi orang-orang ketika Monice datang didampingi dengan Sarah. Ia awalnya khawatir harus bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang baru, tapi ternyata semua secara natural saling menyapa dan berkenalan.
"Pangeran Yo Ji masuk!"
"Lady Mira George masuk!"Suara lantang itu berhasil mencuri perhatian seisi hall. Musik segera dimainkan, ketika Ji dan Mira telah berada di antara mereka dan mulai berdansa.
Orang-orang mulai berbisik. Pangeran secara langsung mengawal debutante pertama Lady Mira, tentu itu menjadi suatu bahan diskusi besar. Apakah putri mahkota yang akan mendampingi putra mahkota sudah ditentukan?
Monice menonton pertunjukkan dansa mereka berdua di depan matanya. "Lady Kannelite, Anda adalah pengawal pangeran, apa Nona George sudah dijodohkan dengan Pangeran Yo?" Kenalan barunya mulai bertanya.
"Maaf, saya tidak bisa berbicara tentang Pangeran Yo sembarangan."
Dansa mereka terlihat begitu elegan dan serasi. Monice hanya bisa menekan kedua bibirnya.
Sebelumnya Eli dan Mira, kini Pangeran Ji dan Lady Mira.
Betapa spesialnya seseorang memang tidak sekedar ditunjukkan dari menghadiri acara bersama atau berdansa bersama. Tetapi kalau orang yang seharusnya spesial justru tidak disorot ketika acara penting apa mereka merasa dihargai?
Ia hanya bisa bertepuk tangan mengikuti kalayak ramai ketika Ji dan Mira menyelesaikan dansa pertama mereka.
"Lady Kannelite, acara sudah resmi dimulai, mari berdansa bersama!" Monice mencoba tersenyum dan mengangguk. Ia menyingkirkan pikiran buruknya dan menikmati acara debutantenya.
Musik terus dilagukan oleh para pemain orchestra. Monice baru tahu, ia bisa merasa begitu senang saat berdansa bersama orang-orang yang bahkan tidak ia kenal.
"Oh, Mo!" Andrass mendekat dan mengulurkan tangannya. "Berdansalah denganku, Lady Kannelite." Ia mencium punggung tangan Monice ketika Monice menyerahkan tangannya.
Monice tersenyum geli mendengar kata sapaan yang tidak biasa itu. "Andrass, kau sering datang ke acara seperti ini?"
"Tentu saja, aku akan datang jika tidak sedang bertugas. Aku tidak ingin melajang seumur hidup," ucap Andrass sambil bergerak sesuai irama.
Monice menyelesaikan dansanya dengan senyum. "Dansa pertama kita tidak buruk juga," ucap Monice ketika lagu telah selesai.
"Mo, jangan berpikiran untuk kabur kau harus berkenalan dengan lebih banyak orang." Andrass mendorong punggungnya membiarkan Monice berdiri sedikit ke tengah.
Monice tersenyum canggung dengan orang-orang disekitarnya, "Nona, Perkenalkan nama saya Nala de Raiss." Beberapa orang mengajaknya berkenalan juga berdansa. Malam ini adalah malam yang menyenangkan. Ia bersyukur sudah datang ke acara pesta.
"Monice."
Orang-orang disekitar Monice langsung mundur ketika melihat siapa yang memanggilnya. Monice berbalik, menatap Ji.
"Pangeran Ji?" Dari tempat ia berdiri ia bisa melihat Mira dari sudut matanya. Ji mengulurkan tangannya, "Berdansalah denganku untuk Waltz for the Moon."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca II : Monice
FantasíaSeorang gadis yang kehilangan, tidak berharap sebuah akhir yang bahagia, ia ingin akhir yang secepatnya. Tapi seseorang mengikat dirinya tetap tinggal, "Aku tidak akan memaafkan dunia, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau aku kehilangan ka...