My Moca III: Melody's Wish
Catatan: -
Chapter 06
"Sembarang orang..?"
Moca tersenyum tipis. "Saya bukan seorang yang rajin, bukan juga orang yang suka menaati peraturan. Saya tidak memiliki keinginan untuk memenuhi semua perintah Yang Mulia."
Ai mendengus, ia duduk di bangku piano. "Hah! Lalu apa untungnya bagiku memperkerjakanmu."
"Apabila Yang Mulia tidak bisa memenuhi syaratnya, saya tidak akan bekerja dengan Yang Mulia."
"Tidak sopan! Semua yang ada di kerajaan ini adalah milik Yang Mulia Ratu! Bagaimana bisa kau menolak?!" Pelayan itu mengambil pedang berkayu merah yang terpajang dan mendekat ke arah Ai. "Ia sudah melewati batas berkali-kali, Yang Mulia Ratu."
Moca hanya semakin menunduk. "Apa ada artinya memiliki? Apakah saya benar-benar milik Anda?"
Ai mendengus, "Aku mengharapkan kesetiaanmu. Kau orang yang tadinya suci jadi aku akan mempercayai moralmu. Aku akan menerima syaratmu."
Moca mengangguk, "Melody Kannelith mendengarkan perintah Yang Mulia."
Ai mengangkat salah satu sudut bibirnya puas. "Rey, berikan ia tempat di sebelah kamarku dan isi kamarnya dengan semua yang ia perlukan."
"Mulai sekarang ia akan mengikuti setiap langkah ku."
"Yang Mulia Ratu?! Ini sangat berbahaya, bagaimana Anda bisa membawa anak yang entah dari mana, bahkan berkomplot dengan pemberontak itu?" Pelayan itu berteriak.
Ai melihat ke arah pelayan itu, "Rey, bawa pelayan ini dan potong lidahnya. Berteriak dihadapanku dan mengajariku bertindak. Kecuali ia pernah sesuci Melody tidak ada lagi yang bisa melakukannya."
Rey mengangguk, menyuruh pengawalnya untuk membawa pembantu itu. Sementara ia kembali mengikuti Ai.
Semua itu terjadi dalam waktu tiga hari setelah ia berpisah dari Eli.
"Kau membawa itu tanpa melihat terlebih dahulu isinya?" Andrass bertanya pada Eli yang mengaitkan kanvas itu ke punggungnya. "Ini pemberian, aku akan melihatnya setelah bertemu Ji."
Andrass terkekeh, "Apa kau menjadikannya jimat pelindung?"
Eli ikut tersenyum tipis. "Ini perisai untuk punggungku, seharga tiga tael perak."
"Hah. Hahah." Itu konyol. Andrass memecut tali kudanya disusul oleh Eli yang memulai perjalanan mereka.
Butuh empat hari untuk akhirnya mereka kembali bertemu. Marz dan Kiel sudah menertawakan Eli yang membawa kanvas di punggungnya. Sementara Ji bertanya itu apa.
"Hadiah perpisahan."
Kiel membantunya melepaskan kanvas itu, "Ini dari bocah itu?"
Eli mengangguk.
"Kalau begitu kita harus lihat apa isinya." Mereka berkerumun di meja membuka tali kanvas itu.
Andrass dan Ji menonton Marz dan Kiel membongkar kanvas itu. "Kau belum melihatnya?" tanya Ji melihat Eli ikut menyaksikan. "En, aku sibuk mencari informasi keberadaanmu."
Kiel memberdirikan kanvas itu. Membuat orang-orang itu terdiam. Kiel kemudian melihat punggung kanvas yang tertulis, "Reminiscence: Youth. Monica K."
"Ini.." Kiel bingung. "Eli.. kau.. gadis ini, siapa?" Kiel dan Marz tidak pernah tahu wajah Moca seperti apa. Hanya butuh satu detik bagi Andrass dan Eli untuk mengenalinya dan Ji hanya pernah melihat jasadnya, tapi ia bisa menduga.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca II : Monice
FantasySeorang gadis yang kehilangan, tidak berharap sebuah akhir yang bahagia, ia ingin akhir yang secepatnya. Tapi seseorang mengikat dirinya tetap tinggal, "Aku tidak akan memaafkan dunia, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau aku kehilangan ka...