Entitled38

36 7 5
                                    

Gadis bersurai merah itu menyambut teman-temannya yang berkunjung di dalam ruangan tamunya yang hangat. "Mira.. berita itu sangat heboh.. Itu adalah pertama kalinya aku melihat begitu banyak prajurit memeriksa jalanan. Kau bisa berpapasan dengan prajurit di mana saja saat itu," ucap temannya yang mengenakan pita leher, "Jadi, kau sungguh tidak apa? Mereka melakukan apa saja padamu??" 

Mira mengangguk, "Mereka mengikat dan mengurungku." 

"Kudengar Lady Kannelite juga jadi korban sama denganmu.. Sebenarnya mereka menculikmu atas dasar apa?" sahut perempuan bersurai pirang. 

"Mereka menculikku dan karena saat itu aku tengah berbincang dengan Lady Kannelite mereka ikut menculik Lady Kannelite." Mira terlihat bersedih, "Perempuan Pangeran Hora yang melakukannya hanya karena cemburu.. Aku sungguh-sungguh sudah meminta maaf pada Lady Kannelite." Ia tidak ingin dilihat sebagai seseorang yang salah tangkap. Setidaknya ia melindungi Monice dari rumor pembawa sial, pikir Mira. 

"Kudengar Lady Kannelite adalah orang yang sangat sibuk dan sulit ditemui. Bagaimana Anda bisa bertemu dengannya?" 

"Bagaimana dengan penjahatnya, apa ayahmu sudah menangkapnya?" Mira tidak tahu, sedengarnya orang bernama Lea itu ditemukan mati jatuh dari tebing. Namun, karena sebenarnya target penjahat itu adalah Monice, ia tidak terlalu mengkhawatirkannya. 

"Bahkan rumornya hanya Lady Kannelite yang bisa menyaingi kecantikan Lady Mira George. Anda sudah bertemu dengannya jadi ceritakan pada kami." 

Mira tersenyum miring mendengarnya. Bukannya orang-orang itu datang kemari untuk mengunjunginya? Kenapa malah menjadikan orang lain sebagai topik perbincangan? 

"Lady Kannelite katanya cantik." 

"Kudengar dia juga ahli bermain pedang.. Apa dia melindungi Anda??" 

Mira menggeleng. "Jangan menyebarkannya ke orang lain, tapi aku pikir Lady Kannelite bukan prajurit yang cemerlang. Bahkan aku yang harus melepaskan ikatannya saat kami berdua dikurung." Atas dasar cemburu, ia tidak ingin reputasi Monice lebih baik darinya. 

"Hah?! Bukannya dia pernah menjadi pengawal Pangeran Ji?" 

Mira menghela napas mendengarnya, "Aku yakin Pangeran Ji hanya kasihan padanya." 

"Benar juga.. Bagaimana rasanya dikurung, apa menakutkan? Apa Anda jadi trauma dengan tempat gelap atau semacamnya?" 

Mira menggeleng. "Rasanya begitu gelap ketika malam datang, tapi aku yakin Ayah akan segera datang, jadi aku tidak setakut itu." Ia mengaburkan fakta bahwa yang membantunya adalah Moncie. 

Ia ingin menjadi sosok yang sempurna di mata teman-temannya. Dengan begitu akan membantunya menjadi sosok tanpa cela yang bisa bersandingan dengan Pangeran Ji, kan? 

"Tapi benar, sehari disana serasa setahun." Teman-temannya langsung merasa empati mendengarnya, "Semoga kejadian ini tidak terulang lagi." 

"Anda baik-baik saja? Apa Lady Kannelite juga begitu?" 

Nama Monice kembali diungkit. Memang topik gadis itu membuat penasaran baik perkumpulan pria, wanita muda, sampai para bangsawan dan pedagang. Dia adalah gadis yang cemerlang di usianya, itu sebabnya mereka semua tertarik dengan beritanya.

"Hey.. dengar, aku mendapatkan informasi ini dari pelayanku yang baru pulang dari desanya.. Katanya ia melihat pangeran sendiri yang menyelamatkan Lady Kannelite." 

"Tidak, itu tidak benar." Mira tidak mengakuinya. 

Namun, temannya itu menggeleng, tidak mengerti suasana hati Mira, "Sepertinya itu benar, orang-orang mengatakan pangeran masih belum kembali karena mantan pengawalnya, itukan Lady Kannelite." 

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang