My Moca III -01-

14 4 0
                                    

My Moca III : Melody's Wish

Catatan: 26/03/2022


Chapter 01

Begitu sampai di kapital, nuansa perkampungan benar-benar berbeda dengan dunianya. Terasa lebih lengang dan panas. Pembeli dengan penjual saling ngotot dan antar pembeli saling mencurigai seolah mereka bisa dicopet kalau tidak saling menatap sinis.

Disini orang-orang tidak mengenal Monice, jadi ia jelas tidak bisa masuk ke dalam istana. Ia juga tidak punya cukup uang untuk membeli baju supaya orang-orang tidak curiga tentang "apakah ia bangsawan atau pengemis". Beberapa keping perak yang Esther bawa sudah mereka habis pakai untuk membeli kuda.

Ketika ia berkeliaran di tengah kapital, ia mendengar segerombol orang yang mengobrol. "Yang ada diistana sekarang hanya ratu seorang. Dalam segi kuasa sebenarnya Pangeran Ji memenangkan hati lebih banyak orang, tidak tahu ternyata ia bermuka dua.. Jenderal Eli juga tidak lagi terlihat di dalam istana setelah ia menolak pernikahan dengan ratu."

Eli tidak berada di istana? Berarti, kediaman George!

Ia menaiki kudanya melaju ke kediaman duke. Sungguh, orang-orang membicarakannya seolah ia masih benar-benar hidup. Ia ingin melihatnya lagi, bertemu dengannya lagi.

"Aia, gadis muda, tidak kah kau tahu, putra sulung tidak ada di sini, tentu ia berada di rumahnya sendiri.. Hanya manusia jaman batu yang mencari putra sulung itu di rumah orang tuanya." Seorang pembantu rumah tangga tua yang iba itu memberitahunya, membuat Monice bingung dan nyengir sendiri. "Omong-omong, kau dari mana? Apa perlumu dengan putra sulung?"

"Ah, saya ingin menemuinya karena ada urusan pribadi.. Nek, apakah berat? Biar saya bantu bawakan.." Melihat barang bawaan yang menggunung, ia menawarkan bantuannya.

"Aia, jarang sekali bertemu anak muda yang menawarkan bantuan seperti ini, tentu aku senang hati menerimanya.. Ayo, aku akan memasakkanmu sesuatu.."

Dengan begitu ia masuk, karena dapur pelayan berada di ruang paling belakang, ia dapat kembali melihat ruangan di ujung yang jendelanya dipalang kayu. Kini melihatnya ia hanya tersenyum tipis, itu sudah berlalu. Di dunia asli miliknya, karena hak milik bangunan ini kembali ke pemerintah, bangunan ini direnovasi ulang dan dijadikan sebuah museum.

Ia makan sup sederhana yang dibuatkan oleh pembantu rumah tangga itu. Sebelum akhirnya karena hal ini terus mengganggu pikirannya ia bertanya, "Nek, apakah Tuan Eli tidak punya adik perempuan selain Mira?"

Nenek itu mematung sebentar kemudian menatapnya dengan matanya yang tajam. "Kenapa kau menanyakannya?"

"Aku hanya pernah mendengar rumornya"

"Tidak ada rumor seperti itu! Katakan, apa maksudmu menanyakannya?"

Monice agak dibuat bingung dengan reaksi sekeras itu. "Lalu, kalau rumor Mira bukan anak kandung, bukannya itu sudah tersebar di kalangan umum?"

Mata nenek yang sudah sipit itu melebar, ".... mau kau datang dari dalam istana ataupun dari dalam rumah ini, rumor seperti itu tidak ada yang berani mengatakannya! Kau.. jangan melakukan yang tidak-tidak. Pergilah setelah makan selesai." Nenek itu kemudian berjalan keluar ruangan meninggalkannya sendiri.

Sementara Monice, merasa agak lucu, "Apa disini Mira terlahir sebagai anak kandung?" Dari apa yang ia dengar orang-orang masing mengakui kecantikan Mira sebagai tiada tara. Apa karena disini dirinya tidak ada, Mira memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Eli sama seperti dirinya? Ah.. ia cemburu.

Ia keluar dari rumah itu, berjalan melalui ruangan yang dipalang. Kalau Monica yang didunia ini masih hidup, Eli pasti akan menemukannya. "Kau.. apa kau mati disana?" Monice merasa agak putus asa untuk dirinya sendiri, "Bodoh, harusnya bertahan sedikit lagi.. kalau kau mati Eli tidak akan bisa menemukanmu.."

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang