My Moca III : Melody's Wish
Catatan: Cerita ini mengimplementasikan parallel universe. Simpelnya parallel universe adalah kemungkinan bahwa jika di dunia A Eli tengah duduk, maka di dunia B Eli tengah berdiri. Seperti biasa, cerita ini bersifat fiksional artinya nama, tempat, dan waktu yang ada tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Selamat menikmati.
Prolog
Seolah tengah dalam tidur yang lelap tiba-tiba seorang memukul perutnya keras. "Ouch.. aww.. ssh" Matanya terbuka dan ia bersyukur semua itu hanya mimpi. "Huh?" Ia dapat merasakan dinginnya tanah batu, mengapa ia tidur di lantai? Tidak.. sejak kapan kamarnya memiliki lantai seperti ini? Monice tersadar. Ia bangun dari posisi tidurnya dan duduk, melihat sekitar, ini adalah rumah pedesaan.
"Me..melody??" gadis di sebelahnya berwajah khawatir, menyebutkan sebuah nama ke arahnya, seolah memastikan apakah dirinya baik-baik saja.
"...apa.. ini dimana?" Ia tidak mengenali gadis yang berada di sampingnya itu. "Melody, sudahlah, ayo kita pulang ke gereja.."
Monice merasa begitu aneh. Melody? Siapa itu?
Tanpa basa-basi, Monice segera berdiri. Membuka pintu rumah itu, melihat warga pedesaan yang tengah beraktivitas. Ia mendongak, dari situ ia bisa melihat bangunan Gereja Agung yang dibangun di atas gunung. Menyadari pakaian yang dipakai anak yang baru saja memanggilnya Melody, ia bertanya "Kau anak gereja?" Gadis itu mengenakan baju putih yang panjangnya menyentuh lantai.
"Mel.. ada apa?" ekspresi gadis itu tampak bingung, mengapa temannya terasa begitu asing.
Awalnya Monice ingin bertanya mengapa ia membawanya kemari, tapi tepat sebelum mengatakannya ia menyadari sesuatu. Ia mengamati tangannya, sejak kapan jemari tangannya menjadi panjang dan kulit halus yang kemerahan? Tangannya selalu keras karena ia seorang yang sejak kecil berlatih pedang. Ia mengepalkan tangannya, kemudian menatap gadis yang terus memanggilnya dengan nama yang asing. "Kau.. apa yang kau lakukan?"
"Mel.. apa kau bukan temanku Melody?" Gadis itu tampak menyadari sesuatu dan raut wajahnya menjadi sedih. Gadis itu menunduk, mendongak, menatap mata temannya dan kembali menunduk. Mata itu memberikan cahaya yang berbeda, itu sudah bukan milik Melody, temannya.
Gadis itu menggeleng, "Meski seumuran, Melody jauh lebih senior dari saya.. Kemarin, ia mengatakan tentang Emeria memiliki penghubung ruang dan waktu... Ia ingin mencoba teknik terlarang ini karena itu ia kabur dari Gereja Agung."
Gadis itu menceritakan bahwa temannya itu sudah tiga hari berdoa dan sudah berpesan agar ia tidak diganggu. Pagi ini ia membuka matanya jadi ia memeriksa, tapi ternyata Melody sudah bukan Melody yang sama.
"Kau tahu siapa aku?" Monice sendiri berpikir ini konyol, tapi itu kenyataannya. Eh, tunggu.. bukankah dirinya sudah mati? Ia kembali memeriksa keluar, dan mendapatkan pemandangan Gereja Agung Emeria. Ia berada di Emeria? Lalu apa yang terjadi dengan tubuh aslinya?
Gadis itu menyusul Monice keluar, ia tampak mengerti kalau jiwa yang berada di tubuh temannya itu pasti tengah kebingungan. "Anda.. mungkin anak dari Ratu Yo Ai dari masa depan.." Monice yang mendengarnya mengernyit, omong kosong apa itu barusan?
"Begini.. Terdapat konflik besar antara istana dan gereja... Em, bukan kaum imperialis atau holistik.. ini masalah pribadi kardinal yang mulai menolak kuasa Ratu Yo Ai.. Hal itu membuat rakyat mulai meragukan kemampuan Yang Mulia Ratu dan Kardinal kukuh menolak memberikan berkat."
![](https://img.wattpad.com/cover/253260156-288-k412031.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca II : Monice
FantasiSeorang gadis yang kehilangan, tidak berharap sebuah akhir yang bahagia, ia ingin akhir yang secepatnya. Tapi seseorang mengikat dirinya tetap tinggal, "Aku tidak akan memaafkan dunia, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau aku kehilangan ka...