Entitled41

46 6 3
                                    

Monice, Thea, dan Andrass sampai ke Istana Musim Panas. Melihat Kereta Kuda Ratu yang juga sampai tidak lama sebelum mereka. 

Istana Musim Panas seperti apa? 

Terletak pada iklim subtropis yang berarti perputaran empat musim tetap berlaku. Nama Musim Panas hanya mengartikan hadiah kemenangan di musim panas. Istana itu tidak dibangun oleh Emeria sendiri melainkan berdiri dari kerajaan yang kalah perang. 

Berbeda dengan istana di kapital dengan gaya rokoko dan bangunan lebih sederhana dan fungsional, Istana Musim Panas memiliki gaya barok yang memiliki banyak ukiran dinding, patung, lukisan dan hiasan dinding. 

Tidak ada kesederhanaan pada Istana Musim Panas yang terletak pada ujung bukit batu. Dimana sampingnya lembah yang terjal dan pada lembah itu terletak danau. Sementara di samping Istana terdapat kebun bunga dan juga perkebunan subur yang menyediakan buah-buahan untuk keperluan istana yang memang jauh dari pusat kota itu. 

Para pelayan atau orang-orang yang tinggal untuk menjaga istana itu terlihat seperti orang-orang ramah yang pandai mengolah sesuatu dengan tangan. 

Istana itu tidak sebesar atau seluas istana yang ada di kapital, mungkin karena itu cara mereka mengurangi kekurangannya adalah menambahkan detail berlebih pada setiap sudut ruangan. 

Masuk ke dalam gerbang, tiga orang yang baru datang itu memberikan reaksi berbeda dengan kemegahan istana yang dilihatnya. 

Melihat bangunan yang sama ramai dengan kamarnya, Monice justru merasa agak ngeri. 
Thea yang baru pertama kali ke tempat semegah itu merasa melihat surga, mulut dan matanya ia buka lebar-lebar dengan perasaan kagum. 
Andrass menaikkan alisnya, speechless. 

Seorang pelayan tua segera menghampiri mereka, memberikan salam. Ia cekatan mengurus orang untuk menata barang bawaan mereka. Kemudian mempersilakan mereka masuk. 

"Oho." 

Tiga orang itu berhenti berjalan menoleh ke arah suara. 

"Jadi ini wanita Ji?" 

Monice mengedipkan matanya, menatap Raja. "B_berkat dan kelimpahan bagi Emeria." Ia biasa saja ketika Ji yang mengatakannya ia miliknya, tapi merasa malu mendengar dari orang tua di depannya. 

"Benar, Monice Kannelite." Ratu yang menyusul dari belakang itu tersenyum sadis. 

Monice ikut menunduk pada Ratu. 

Mata Raja mengamati Monice, "Kau pengawalnya itu, kan?" Monice mengangguk. "Kurasa Ji menyukaimu karena kau mirip dengan Eli." 

Monice sedikit menahan kedua rahangnya, kemudian tersenyum pasrah. 

"Uhuk-uhum. Baiklah, kau boleh beristirahat." Raja mengatakannya kemudian berbalik. Ratu menatap Monice agak memicingkan mata, "Aku ingin tahu seperti apa gadis yang berani menulis surat begitu sembrono kepada seorang ratu."

Monice langsung menunduk, "Maaf jika surat saya menyinggung Yang Mulia Ratu. Saya menyesal." 

"Ck, istirahatlah." Ratu ikut mengatakannya dan berlalu. 

Mereka bertiga kembali diarahkan menuju kamar mereka. Thea langsung bertanya surat apa yang sudah dikirimnya pada ratu, tapi Monice tidak menjawab. 

Ruang kamar Raja dan Ratu ada di sebelah kanan istana, dan ruang kamar Monice, Thea, Andrass ada di sebelah kiri. Mereka bisa makan dengan damai di kamar masing-masing, tetapi Monice mendapat panggilan untuk datang makan malam dengan keluarga kerajaan. 

Ia masuk ke dalam ruang makan, dua pasang mata itu mengarah kepadanya. 

"..." Monice merasa bibirnya akan mati rasa. Ia mengucapkannya sekali lagi, "Berkat dan Kelimpahan bagi Emeria." 

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang