Entitled62

79 11 2
                                    

Musim semi tahun ini, pernikahan mereka Pangeran Emeria bersama dengan Monice Kannelite dirayakan dengan mewah. Berita itu tersebar sampai ke benua seberang. Berbagai hadiah dari ucapan selamat sampai ke istana. 

Permintaan Monice pada Raja dan Ratu Emeria: Kisah tentang Eli ditulis. Sejarah ditulis lengkap, mencantumkan nama pahlawan : Eli George. Sementara kisah Eli disebarluaskan. Kisah tentang Ai, tentang Ji, dan Monice ditulis hanya eksklusif untuk keluarga kerajaan. Cerita yang tidak memiliki salinan. Eksklusif keluarga kerajaan.  

Mereka membangun mansion mereka di pinggir kapital. Dekat sungai, dekat danau dan dataran luas. Ji memiliki Monice dan Monice memiliki Ji. Dunia terasa indah, asal mereka bersama. 

Andrass tetap menjadi pengawal Ji dan Thea tetap melayani Monice. Itu tidak berubah meskipun Andrass dan Thea sudah menjadi pasangan yang menikah. Bahkan Thea mengandung lebih dulu daripada Monice. Anak Andrass diberi nama "Howin" agar tetap setia pada tuannya, anak Ji dan Monice yang akan lahir nanti. 

Setelah tiga tahun penantiannya, Monice akhirnya mengandung. Ia mengantar kedua anak kembarnya dengan selamat. Yang lahir lebih dulu adalah laki-laki kemudian menyusul anak perempuan. Yo Li dan Yo Mia. 

Berbaring di atas kasur, kini dua bayi kecil itu membuat jarak antara tidur Ji dan Monice. "Hehe, imut sekali.." Monice melihat tangan Li dan Mia yang saling berpegangan. "Seperti itu perasaanku ketika melihatmu juga." 

Mendengarnya, Monice melihat ke arah Ji. "Kecil, lemah, imut.." 

Monice hanya tersenyum tipis, mengarahkan pandangannya kembali ke pasangan kembar itu. "Aku berharap mereka bisa mendukung satu sama lain.." 

"Kau tidak boleh pergi." Ji memaksa Monice untuk tinggal meskipun gadis itu merasa sudah diambang batas. Mendorong kedua anak kembar itu keluar tidak mudah, andai Ji mengerti.  

"Ji.." Ia merasa begitu lelah. "En." Ia milik Ji, sepenuhnya milik Ji. Ia akan menemaninya sedikit lebih lama. 

JI menggenggam tangan Monice, menatapnya, "Aku mencintaimu, Monice.." Ji mencium kening Monice. 

Li dan Mia adalah tumbuh akrab. Sepasang anak yang suka bermain dan jahil pada satu sama lain. Bersaing dalam setiap permainan. Monice sampai harus terus menerus menasihati dan memarahi keduanya ketika salah satu menangis ketika kalah, semakin menangis karena Monice memarahi mereka berdua tidak peduli fakta menang dan kalah. 

Mereka juga sama-sama menangis ketika saudaranya sakit, termasuk Howin. 

Monice selalu menunggu Ji kembali dari pekerjaannya dan Ji akan menggendongnya sampai ke dalam kamar. 

Gadis itu benar-benar bertahan semampu yang ia bisa. Dua belas tahun sejak pernikahan mereka ia bertahan. Ji selalu mencintai dan memanjakannya sedangkan Monice selalu menemani dan membantu Ji melepaskan penatnya. Sampai momen terakhirnya dalam dunia itu, mereka tertidur dalam kedua pelukan erat seperti biasanya. 

"Ji.." Pagi musim gugur yang dingin. Seberapa hangat api yang dinyalakan di perapian, ia tidak lagi bisa merasakan ujung jemari tangannya. Bahkan pelukan Ji tidak lagi terasa pada kulitnya. Melihat wajah tampan Ji yang masih tertidur, ia tersenyum tipis. "Aku mencintaimu." 

Monice menutup matanya dan jiwanya terangkat, meninggalkan pergi tubuh yang dingin itu.

Ji membuka matanya, melihat ekspresi Monice yang begitu tenteram. "Monice.." Ia mengelus kepala Monice. Kesedihannya lebih dari gunung, lebih dari langit. Ia ikut memejamkan matanya. 

Menutup matanya, jiwanya melayang pergi, meninggalkan dua tubuh dingin itu. 

____

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang