My Moca III -03-

14 4 1
                                    

My Moca III : Melody's Wish

Catatan: Happy Reading!


Chapter 03

Setelah kejadian ia meluapkan kekesalannya. Eli tidak pernah lagi mengusirnya keluar. Seolah tidak lagi ragu, ia bahkan membuka pintu ruang kerjanya, membiarkan Moca membersihkan dan merapikannya. Moca sangat senang, tapi juga agak khawatir.. apakah usaha itu cukup untuk benar-benar meluluhkan hati kakaknya?

Eli bahkan mengajaknya pergi ke dalam bar tempat informasi dan membiarkannya ikut mendengar berita yang ada. Eli juga tidak menolak ketika Moca meminta sebagian dokumen itu untuk di kerjakan. Pekerjaan jadi dilakukan lebih cepat, mereka juga bisa menambah atensi mereka untuk mencari informasi-informasi lain.

Tidak lama setelah Moca ikut membantu, lokasi persembunyian Ji ditemukan. Ia berada di barat daya, pinggir pantai. Moca benar-benar merasa menjadi remaja lagi, jadwalnya begitu padat sama seperti ia masih bekerja menjadi pemilik restoran serta sekretaris Ji.

Dengan kehadiran gadis itu, Eli juga tampak mengurus dirinya jauh lebih baik. Ia makan dengan teratur, mencukur kumis dan janggutnya, dan fatiknya semakin jarang datang karena Moca selalu menyediakannya berbagai macam teh herbal.

Ketika Esther melihat bahwa tampaknya Moca mulai mendapati jalannya sendiri, ia memilih untuk berhenti mengikutinya. Ia menyewa kamar yang lebih layak dan tinggal di sana, di kapital, sehingga Moca dapat menemuinya kapan saja. Moca awalnya tidak keberatan untuk tetap tinggal di gudang kecil, tapi ia menerima dengan senang hati ketika Eli menawarinya kamar kosong di rumahnya. 

"Kau.. bagaimana kau berencana memperkenalkan dirimu ketika bertemu Ji?" tanya Eli sambil mengemasi barangnya. 

"Hm, aku terbiasa dengan panggilan Monice," gumam Moca, "tapi disini aku tidak memiliki hubungan dengannya, mungkin tidak akan dekat..? Aku rasa Moca terasa lebih familiar sekarang.."

Perjalanan mereka cukup jauh. Apalagi mereka harus menggunakan jalan pedesaan untuk menghindari terlihat orang-orang Ai. Di beberapa perhentian Eli sadar ia tengah diikuti dan ketika bersembunyi tidak memungkinkan, ia bertarung dengannya. Tidak semua wali kota senang dengan kehadiran orang pemberontak, mereka tidak akan secara terbuka melindunginya karena wilayah mereka bisa dianggap sebagai pembelot.

Ketika sampai di daerah yang mereka tuju, mereka harus kembali mencari tepatnya persembunyian Ji. Untungnya pihak Ji sudah mengirim warga yang ditugasi untuk mengenali mereka dan membawa mereka ke tempat yang tepat.

Moca berjalan menyusuri pantai, melihat perumahan kosong yang tepat berada di pesisir pantai. Dari jauh ia sudah bisa melihat sosok Ji yang tengah duduk di gubug kecil. Penampilan yang berbeda dari Ji yang ia tahu. Rasanya sudah lama tidak bertemu.  Sosok itu tengah menikmati angin laut dengan mata terpejam, beberapa helai dari rambut panjangnya berkibar ketika angin bertiup. 

Hanya Moca dan Moca sendiri yang tahu seberapa cepat jantungnya berdetak melihat itu. Bahkan ketika, Ji membuka matanya dan menoleh ke arah mereka.. ah, sudah lama ia tidak melihat mata hijau muda itu.

Moca tidak bisa melepaskan pandangannya dari Ji. Ketika mata mereka bertemu, wajah Moca hanya semakin memerah. Pandangan Ji padanya itu dingin, ia tersenyum ke arah Eli tapi melihatnya ke arahnya acuh tak acuh.

Eli menyadari itu, ia memeriksa ekspresi Moca dan mendapati wajahnya yang kemerahan, "Apa ada yang salah?"

Moca menatap kakaknya, kemudian mencondongkan kepalanya ke arah telinga Eli dan berbisik, "Sejak kapan ia mulai memanjangkan rambutnya?" 

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang