Entitled26

50 9 0
                                    

Berita Pangeran Kerajaan Hora berkunjung ke Kerajaan Emeria tersebar sampai ke Istana. Kedua Pangeran dan Putri Emeria tidak ada diistana. Begitu juga menteri yang bertugas mengadakan pelayanan bagi tamu penting berangkat bersama dengan Pangeran Ji. 

"Pangeran Keenam Kerajaan Hora, Noah Hora, datang ke Emeria melalui selat utara, perbatasan dengan Kerajaan Timur," Monice menyampaikan informasi yang didapatnya kepada Ratu di ruang kerja. 

Pangeran Kerajaan Hora berasal dari Kerajaan Hora yang berada jauh di tenggara, memiliki kerajaan yang subur dan makmur. Pangeran Keenam-nya sudah selama tiga tahun mengelilingi dunia, sebagai bentuk perjanjian dengan saudaranya bahwa dia tidak ikut memperebutkan posisi tahta. 

"Monice, kau yang bertugas untuk mengawal dan melayani kebutuhan Pangeran Hora selama ia tinggal di Kerajaan Emeria." 

Ratu merasa beruntung ia memiliki seseorang yang bisa dipercayai untuk saat-saat mendadak seperti ini. "Maaf merepotkan karena ini seharusnya diurus oleh bawahan langsung anggota kerajaan, kau bisa melakukannya?" Ratu sudah yakin gadis yang sudah sering membantunya itu, tidak akan menolak kali ini. 

Monice menggoyangkan kepalanya pelan, "Saya tidak bisa melakukannya." 

"?" Ratu segera menarik perasaan bersyukurnya itu dan bertanya, "Ada masalah?" 

"Saya tidak bisa melakukannya dengan gratis." Monice tersenyum tipis, ia mengatakannya dengan percaya diri. Ratu yang tidak menduga kalimat itu datang dari seorang Monice --yang notabenenya membantu pekerjaan istana dengan sukarela, mengedipkan matanya beberapa kali. 

Ia membantu pekerjaan di istana itu karena ia ingin membalas budinya kepada Pangeran Ji. Itu juga bukan benar-benar pekerjaan sukarela karena ia tetap dibayar tinggi. Ditambah lagi ia seorang investor sukses yang memiliki koneksi ke seluruh Emeria. Kekayaannya sudah bukan main. 

Permintaan pekerjaan yang kali ini berada di luar urusannya. Peduli apa gadis itu dengan pangeran ataupun raja yang datang berkunjung. 

Ratu tertawa, "Hahah, benar juga! Aku sampai lupa aku berbincang dengan pemuda sukses. Datang dari mana kesuksesan itu kalau bukan kecerdikanmu, hahah." 

Ratu menatap Monice lebih dalam, ia menyatukan jemari kembarnya satu sama lain, "Lalu, apa yang kau inginkan?" 

"Melakukan tugas ini berarti saya memiliki dua permintaan yang harus Yang Mulia Ratu kabulkan." Sang Ratu hendak mengangguk, tetapi kalimat masih keluar dari mulut Monice. "Dan jika terjadi sesuatu padaku, Anda harus memenuhi dua permintaan lagi." 

Ratu tersenyum mengernyit, "Kenapa? Kau dapat info Pangeran Hora bukan orang yang baik?" 

"Hanya untuk berjaga-jaga aku akan mendapat ganti rugi. Pangeran Hora terkenal ramah dan tidak merepotkan. Banyak kerajaan dengan senang menyambutnya." 

"Oh?" Ratu tersenyum, "Kau berani sekali mengikat perjanjian dengan seorang Ratu." Bagaimanapun empat permintaan itu terbilang banyak, terlebih lagi ia tidak bisa menebak apa yang akan gadis itu minta. 

"Mungkinkah aku harus meminta Mira George? Gadis itu tampak bisa melakukan apa saja dengan motif Pangeran Ji. Ia juga terkenal baik dan kecantikannya jelas akan membuat Pangeran Hora puas." 

Monice mengangkat salah satu sudut bibirnya. "Lebih baik lagi jika Nona George dan Pangeran Hora menjadi pasangan yang serasi." Alangkah baiknya jika hal sarkas itu menjadi kenyataan.

Mendengarnya, Ratu mendengus. Ia mengangguk, "Aku yakin kau memiliki permintaan yang masuk akal. Aku menyetujui kesepakatannya." 

Dengan begitu Monice berangkat ke utara dengan kudanya sendiri ke utara. Tiga hari berkuda dengan kecepatan penuh. Pantatnya serasa terbakar, sudah lama ia tidak berkuda begitu jauh. 

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang