Entitled45

39 6 1
                                        

Tidak seperti sekarang dimana Raja dan Ratu bisa bersantai tanpa perlu memerdulikan lagi urusan kerajaan, masa itu begitu sibuk, apalagi perang yang tidak usai-usai. Emeria menerima begitu banyak keluhan dari rakyatnya sendiri. 

Masalah pembangunan bendungan yang roboh memang adalah kesalahan anak buahnya dan bukan murni kesalahan adiknya, Yo El. Tapi bagaimanapun juga meskipun ia sudah menghukum anak buahnya sendiri dengan hukuman mati, rakyat yang kehilangan keluarganya tetap tidak terima. 

Ia menyesali keputusannya menjatuhkan eksekusi pada adiknya sendiri dan itu ia rasakan sampai sekarang. 

Monice menyimak cerita raja dan menjadi pendengar baiknya selama berhari-hari. Tentang apa yang dihadapi Yo Ai dan perlakuan mereka mendidik Yo Ji. 

Tidak semua bisa mereka atasi. Mereka hanya berharap yang terbaik. Begitu banyak kesalahan dalam pemerintahan juga kelalaian mereka mendidik kedua anaknya. 

Raja mengakui setiap kekurangannya dan bercerita pada Monice, mendapatkan kepercayaan gadis itu. Bercerita tentang sosok Eli yang membantu Ji dan juga kesalahan ratu yang merasa Eli akan menjadi masalah baru dalam pengangkatan Ji sebagai raja karena tindakan Duke George yang menyebarluaskan nama anaknya Eli George menyaingi nama Pangeran Mahkota Yo Ji.

Cerita itu berasal dari satu sudut pandang saja. Sudut pandang raja kepada sekitarnya. Meskipun begitu setidaknya Monice mendengar kejujuran. 

"Sekarang giliranmu.. Aku sudah menceritakan semuanya sampai sekarang, bagaimana dengamu?" Raja bertanya pada Monice yang masih terlihat ragu menceritakannya. 

"Tidak ada yang bagus dari cerita saya kecuali Liel." 

"Ceritakan, semua yang kau ingat.. Sejak kapan kau terluka?" 

"Saya akan menceritakan apa yang Anda perlukan saja.." Monice merasa enggan harus menceritakan semuanya. 

"Kau pernah dikurung.. berapa lama?" Kalau ada yang namanya menginterogasi dengan sopan, itu yang tengah dilakukan raja sekarang. 

"Dua tahun." 

"Kau dikurung sendiri? Apa itu yang menyebabkan paru-parumu rusak?" 

"Saat itu dingin sekali tapi rasanya dadaku terbakar." Ratu memalingkan wajah ngeri mendengarnya. Perkataan Cove tentang gadis itu bisa hidup sampai saat ini adalah suatu keajaiban memang benar. Sementara Cove Blaine duduk agak jauh dari situ, mendengarkan. 

"Berapa umurmu saat itu?" 

"Enam?" Monice tidak begitu mengingat umurnya sendiri. "Lalu bagaimana Eli menemukanmu?" 

"Liel bisa merasakan aku ada disitu jadi ia membuka pintunya karena penasaran." Itu yang Monice tahu. 

"Lalu kau diajaknya pergi ke istana prajurit dan Sarah memaklumimu?" Monice mengangguk. "Lalu luka di perutmu? Apa kau dapatkan karena berperang?" 

Monice meremas kain gaunnya. "Duke George ingin membunuhku tapi Liel menyelamatkanku. Aku disiksa di kediamannya sebelum Pangeran Ji datang dan membawaku kembali ke istana." Mereka mematung mendengarnya. 

"Liel.. Eli.. meninggal karena menyelamatkanmu?" 

Monice menelan ludah dan mengangguk. Air matanya kembali mengalir. 

Melihat anggukan anak itu membuat mereka saling membuang napas dan meneguk ludah. 

"Aku minta maaf." 

Monice membuka matanya mendengar kalimat itu keluar dari mulut raja. "Andai aku bisa memimpin Kerajaan Emeria menjadi lebih kuat, peperangan yang mengakibatkan kematian pamanmu tidak akan terjadi dan Ayahmu tidak akan melampiaskan kemarahan itu padamu." 

My Moca II : MoniceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang