13.Berbincang 02|R.I.Q|

31.4K 3.5K 52
                                    

"Haha,, kayaknya lo sedikit salah paham deh. Yah, emang hari itu gue kecewa sama lo, bahkan sedih, tapi setelah di pikir-pikir, itu semua bukan salah lo. Tapi emang udah takdir gue buat kecelakaan hari itu. Jadi lo gak usah kepdan ngira kalau gue nyetir ugal-ugalan karna lo" Jelas Quinza dengan sangat rinci dan sedikit menusuk pada Austin.

Austin merasa sedikit tertusuk mendengar ucapan Quinza.

"Maksud lo apa bilang gitu Quin? Lo masih cinta kan sama gue. Gak usah pura-pura dingin gini lo" Tukas Austin.

Quinza menatap Austin sembari menyeringai samar. "Sorry, tapi di hari itu gue udah bilang di restauran itu sama lo, kalau gue bakal ninggalin lo. Gue bakal buang perasaan gue jauh-jauh buat lo, dan sekarang gue udah gak punya perasaan lagi buat lo. Jadi wajar dong kalau gue bersikap dingin sama lo, karna lo bukan siapa-siapa dalam hidup gue" Sarkas Quinza menusuk telak pada Austin.

Austin terperangah mendengar tuturan dari Quinza. Jujur, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, terdapat setitik rasa tidak suka ketika mendengar bahwa Quinza ingin melupakannya dan membuang perasaannya untuk dirinya. Dan di saat bersamaan juga, rasa sesak yang entah mengapa menjalar pada dadanya.

"Kalau cuma ini yang pengen lo bicarain, sekarang semuanya udah jelas dan selesai kan? Gue harap lo jangan gangguin gue lagi, anggap aja gue gak pernah ngejar-ngejar lo, cinta sama lo dan kita gak pernah saling kenal. Dan tolong lo jangan anggap gue menjijikan lagi, karna gue udah gak kayak dulu" Cercah Quinza seraya beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan Austin.

Namun langkah Quinza terhenti, ketika tangannya di tarik oleh Austin. "Ya,, gue emang mau lo berhenti ngejar gue. Karna gue cinta sama Fris-" Ucapan Austin terpotong.

"Gue tau lo cinta sama Frisca. Lo nyaman sama dia, dan sekarang kemauan lo udah gue turutin! Jadi lo udah gak ada masalah atau sangkut pautnya lagi sama gue sekarang. Gue udah bukan orang yang rela lakuin semuanya demi cinta buta gue buat lo! Bukan" Potong Quinza dengan cepat.

"Sekarang lepasin tangan gue. Karna gue gak mau ada gosip yang beredar di sekolah tentang keburukan gue lagi. Cukup dulu gue jadi Queen Bullying yang bully para cewek yang deket sama lo. Lo mau lepasin baik-baik, atau mau secara kasar?" Tukas Quinza dengan memandang tanpa kebohongan pada Austin.

Akhirnya, Austin pun melepaskan pegangan tangannya pada lengan Quinza. Setelah lengannya berhasil terlepas, Quinza pun meninggalkan Austin sendirian di sana.

Namun sebelum akhirnya ia benar-benar pergi, Quinza mengatakan sesuatu pada Austin. "Quinza yang lo kenal udah mati. Pasti lo bahagia kan sekarang? Semoga lo langgeng yah sama Frisca, Vian" Ujar Quinza untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya benar-benar menghilang.

Tubuh Austin membeku mendengar ucapan Quinza yang terdengar simple namun memiliki arti yang cukup dalam.

"Maksud lo ngomong gitu apa El" Gumam Austin menatap kepergian Quinza dengan pandangan nanar.

Flashback on

"Vian janji yah, gak akan pernah ninggalin El. Terus pas nanti kita udah besar, Vian harus nikahin El. Yahh" Pinta seorang anak kecil yang kiranya berusia 8 tahu, pada seorang anak laki-laki kecil yang kiranya berumur 9 tahun.

Anak laki-laki bernama Vian itu mengangguk mengiyakan permintaan gadis kecil yang menyebut dirinya dengan panggilan El itu.

Mereka adalah Quinza dan Austin, namun saat mereka masih kecil, dan saat hubungan mereka masih sangat baik dan jauh dari kata pertengkaran.

"Iya, Vian janji kalau nanti kita udah besar, Vian bakal lamar El, biar kita bisa nikah terus punya keluarga kayak orang tua El sama orang tua Vian" Balas Vian yang tak lain adalah Austin, pada El yang tak lain adalah Quinza.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 583 kata
Tanggal publish, 15/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang