18.Pamitan|R.I.Q|

28.6K 2.8K 8
                                    

Seusai mereka makan malam, ketiga gadis itu pun beranjak menuju kamar Quinza yang terletak di lantai dua rumah itu.

Di dalam kamar~

"Jadi kapan nih kita ngasih tau Abang lo berdua tentang cewek itu?" Tanya Kayla pada Quinza dan Luci.

Luci menggerakkan bahunya, "Gak tau. Gue ngikut El aja sih" Balas Luci sembari memainkan handphone nya.

Kayla pun mengalihkan pandangannya pada Quinza, "Jadi kapan El?" Tanya Kayla dengan penasaran pada Quinza.

Kayla memang sangat suka melihat seseorang menderita, khususnya seseorang yang bermuka dua seperti Frisca itu.

Quinza menghela napasnya pelan. "Gue juga bingung sih, bagusnya kapan. Tapi mending jangan sekarang deh kita lakuin. Soalnya kasian kalau dia langsung hancur, udah biarin aja dia seneng-seneng sama duit hasil porotannya itu. Biar nanti belakangan kita ungkapin tentang dia" Tukas Quinza sembari memainkan rambutnya.

Kayla dan Luci mangut-mangut mengerti mendengar ucapan Quinza. Mereka tidak membantah, ataupun protes. Karna memang sejak awal, mereka hanya akan mengikuti rencana dari Quinza saja.

"Weh gue liat kayaknya ada balapan nih malam ini. Mau ikutan gak?" Tanya Luci pada Quinza dan Kayla yang sedang sibuk dengan benda pipih berwarna silver bermerk apel di gigit.

Quinza dan Kayla mengalihkan pandangan mereka pada Luci. "Mana? Coba liat dulu" Pinta Quinza pada Luci.

Luci pun menyerahkan handphone nya pada Quinza, agar sahabatnya itu dapat melihat pertandingan yang ia sebutkan tadi.

Quinza membaca dengan teliti setiap tulisan yang tertulis di handphone milik Luci. Sebenarnya Quinza tidak terlalu pintar mengendarai motor, sebab dulu saat Quinza masih menjadi Aurora, ia hanya di ijinkan mengendarai mobil.

Dan ia juga tidak terlalu pandai soal balapan, sebab dulu ia memusatkan perhatiannya hanya pada kuliah kedokterannya saja.

Namun walau tidak terlalu mengetahui tentang balapan, bukan berarti Quinza tidak tau apa-apa tentang hal itu juga. Ingat, Aurora adalah gadis multi talenta dan Aurora sekarang telah menjadi Quinza.

"Gue mau ikutan, tapi gak bisa soalnya gue kan baru sembuh. Gini aja deh, dari kalian berdua siapa yang paling handal balapan motor?" Tanya Quinza pada Luci dan Kayla.

"Gue, kalau Kayla ahlinya mobil, tapi kalau lo bisa dua-duanya" Ujar Luci sembari memainkan ujung bantal yang sedang ia pangku.

Quinza mangut-mangut mendengar ucapan dari Luci. "Yaudah, Siap-siap gih. Kita berangkat, ini tandingnya jam 21.00 kan, sekarang udah 20.15 nih, mana arenanya lumayan jauh dari sini" Ajak Quinza pada Luci dan Kayla.

Sebenarnya baru kali ini, Aurora, a.k.a Quinza keluar malam-malam selain untuk praktek kedokterannya, melainkan untuk pergi menikmati dunia malam para remaja.

Quinza bukannya tidak pernah keluar malam sebelumnya. Justru ia dulu juga sangat sering keluar malam, bahkan bisa sampai pukul 03 dini hari, ia baru pulang. Tapi bukan karna pergi ke tempat-tempat para remaja, ia hanya pergi ke universitas nya untuk melakukan praktek atau bahkan ke rumah sakit untuk belajar tentang kedokteran juga pastinya.

Sekitar 10 menit mereka pun akhirnya selesai bersiap. Mereka bertiga pun berpamitan pada orang tua Quinza untuk berjalan-jalan. Dan tentu saja di izinkan oleh orang tua Quinza, sebab Bianca dan Dion memang tidak terlalu mengekang anak-anak mereka. Karna mereka juga pernah muda katanya, jadi mereka mengerti perasaan dari anak-anak mereka.

"Jangan terlalu larut pulangnya yah anak Mamah. Jam 11 malam udah harus ada di rumah, paling lambat 12 malam ok" Pesan Bianca pada putrinya.

"Kalian juga, jangan larut banget baliknya. Pokoknya jam 12 malam kalian belum di rumah, Mamah cari kalian" Ujar Bianca mengingatkan pada kedua sahabat baik putrinya juga.

Tentu saja, ketiga gadis itu mengangguk dan setuju pada Bianca.

Setelah berpamitan, mereka pun meninggalkan rumah Quinza menggunakan motor milik Quinza yang ternyata memang lumayan banyak di garasi rumah nya.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 594 kata
Tanggal publish, 18/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang