17.Rumah|R.I.Q|

29.6K 3.1K 3
                                    

"Haha,, lucu juga muka si Frisca tadi, pas lo mainin gitu El" Celetuk Kayla dengan tertawa, sembari mencomot kentang goreng miliknya.

Luci mengangguk setuju, "Bener banget. Gue gak sabar deh, baru aja dj ancam gitu dia udah ketakutan banget. Gimana nanti pas kita beneran ngasih tau Abang gue soal dia, bisa-bisa bundir kali dia" Celetuk Luci ikut menertawakan Frisca, yang mudah sekali di pancing emosinya.

Quinza hanya terkekeh menanggapi ucapan kedua sahabatnya. "Kalian bener sih, tapi gue pengennya itu ngasih tau Austin tentang dia di saat yang tepat. Biarin aja dulu, dia sok berkuasa, intinya sekarang kita udah megang kelemahan dia" Timpal Quinza.

"Bener banget" Tambah Kayla setuju dengan perkataan Luci dan Quinza.

"Heem, tapi inget, kita masih tetep harus hati-hati. Jangan sampai dia nanti balik keadaannya, dan kita yang jadi susah" Ujar Quinza memperingati kedua sahabatnya, Luci dan Kayla.

Kayla dan Luci mengangguk mengerti, mereka setuju dengan apa yang di katakan oleh Quinza, walau mereka telah memegang kelemahan dari Frisca. Bisa saja nanti keadaannya berbalik jika mereka tidak ber hati-hati.

Tadi, setelah Erlan selesai membayar belanjaan Frisca, dan sebelum mereka pergi. Quinza sempat membisikkan sesuatu pada Frisca, dan bisikan itu sukses membuat otak Frisca semakin berputar serta ketakutan dahsyat langsung mendera dirinya.

Apa yang di bisikkan oleh Quinza? Nanti kalian akan tau sendiri seiring dengan berjalannya rencana dari Quinza dkk.

Setelah Quinza dkk menghabiskan makanan mereka, mereka pun berencana untuk menghabiskan waktu dengan melakukan perawatan di salah satu salon favorit Kayla.

Tentu saja Quinza dan Luci hanya setuju saja. Sebab mereka memang hanya mengikuti Kayla saja jika memilih tempat seperti ini, karna memang Kayla lah yang paling tau tentang hal semacam itu.

Tidak butuh waktu lama mereka berjalan di dalam mall itu, akhirnya mereka pun sampai di salah satu salon yang di maksud oleh Kayla.

Mereka pun melakukan berbagai macam perawatan di dalam sana, bahkan salon itu juga menyediakan fasilitas bagi orang-orang yang ingin melakukan perawatan spa.

Sekitar dua jam'an mereka bertiga di layani di dalam salon itu. Akhirnya kegiatan mereka di dalam sana pun selesai.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang, karna hari sudah mulai menjelang sore, dan mereka tadi izin pada Mamah Quinza hanya sampai sore saja.

Kayla mengantarkan Quinza kembali ke rumahnya bersama Luci, saat mereka hendak kembali, mereka di tahan oleh Bianca, Mamah dari Quinza.

"Eh kalian jangan pulang dulu! Pokoknya hari ini harus makan malam bareng sama Mamah, kalau perlu nginep sekalian kalian berdua. Udah lama loh kalian gak ke sini" Pinta Bianca dengan memelas dan sedikit memaksa.

Dengan berbagai macam rayuan dan bujukan yang di lontarkan oleh Bianca pada Luci dan Kayla, akhirnya mereka berdua pun setuju untuk makan malam dan menginap di rumah Bianca.

Soal perlengkapan untuk sekolah mereka besok, tidak perlu khawatir. Sebab buku mereka sudah tersedia di bawah laci meja mereka yang berada di sekolah. Dan untuk seragam, sepertinya tidak akan sulit, sebab ukuran badan Luci dan Kayla hampir sama. Jadi mereka berdua bisa saja meminjam seragam dari Quinza saja.

Sore pun kini telah berganti menjadi malam. Dan sekarang keluarga Arieno di tambah kedua teman dari putri bungsu mereka sedang berada di ruang makan keluarga itu.

Mereka makan malam dengan hikmat, di selangi dengan candaan dari Kayla ataupun Quinza, bahkan Luci yang cukup pendiam sekalipun.

Jika mereka bertiga bersama, memang tidak ada yang namanya pendiam apalagi sikap dingin.

Bianca ataupun Dion pun sering menanggapi candaan para remaja itu dengan hangat.

Sangat mencerminkan keluarga bahagia bukan, namun sayang sekali sebab para putra keluarga Arieno tidak ada yang menanggapi ketiga gadis itu dengan baik.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 586 kata
Tanggal publish, 17/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang