63.Ruang Billiard|R.I.Q|

6.7K 741 10
                                    

Awalnya, Vian dan Maisie tidak mempercayai apa yang di katakan oleh Quinza. Mereka berpikir logis, bisa saja kan gadis yang di hadapan mereka ini hanya ingin mengaku-ngaku saja.

Namun ketika Quinza menyebutkan rahasia terbesar Vian dan Maisie, mereka berdua akhirnya percaya. Mereka berdua memiliki sebuah rahasia yang hanya keluarga mereka sajalah yang mengetahui hal itu.

"Jadi, Mommy sama Daddy udah percaya kan kalau aku Aurora?" Tanya Quinza dengan menatap penuh harap pada Vian dan Maisie.

Vian dan Maisie menjawab dengan anggukan lesu, mereka sangat senang mengetahui bahwa ternyata putri mereka masih hidup. Walau di tubuh orang lain.

Namun mereka juga sedih, sebab ternyata mereka telah berduka atas kepergian putri mereka. Padahal putri mereka masih hidup, mereka sungguh merasa bersalah.

"Rora boleh minta sesuatu gak Dad, Mom?" Pinta Quinza dengan serius. Vian dan Maisie membalas dengan anggukan singkat. "Boleh sayang, kamu mau apa?" Balas Vian.

"Rora boleh minta tolong gak, tolong ubah identitas Rora" Mohon Quinza. Tekat Quinza telah bulat, ia akan mengubah semua identitasnya di tubuh Quinza.

Ia tidak akan kembali dan merusak kebahagiaan di rumah keluarga Gadela dan Arieno. Ia memiliki keluarga sendiri, dan selamanya akan seperti itu sebab ia hanya orang luar di dalam dua keluarga besar itu.

Vian mengangguk pasti. "Bisa kok, kamu mau kembali menjadi Aurora?" Tawar Vian namun di balas gelengan oleh Quinza.

Maisie mengelus surai lembut dari Quinza. "Terus kamu mau identitas baru sebagai siapa? Nanti kamu kasih tau Daddy aja, nama yang kamu mau. Pasti gak akan lama kok jadinya" Usul Maisie, Vian mengangguk membenarkan usulan Maisie.

Quinza tersenyum manis. "Ok Mom, nanti Rora bakal ngasih tau Daddy nama yang Rora mau. Tapi bisa kan Rora tinggal di sini? Soalnya Rora udah ninggalin kediaman orang tua pemilik tubuh ini" Tanya Quinza, dan tentu saja di setujui oleh Davian dan Maisie.

"Pasti boleh dong sayang kan. Kamu kan Nona muda keluarga ini, Abang kamu ada di kamar mereka sayang, gak mau di temuin? Atau mau di panggilin ke sini?" Tawar Maisie namun di tolak oleh Quinza.

"Gak usah Mom, biar Rora yang nemuin mereka di atas. Mereka di kamar mereka kan? Atau lagi di ruang billiard?" Tebak Quinza dan di balas anggukan.

"Iya mereka lagi di ruang billiard kayaknya, soalnya tadi mereka ngajakin Daddy main sih, cuman Daddy lagi males" Tukas Vian seraya membenarkan letak remot tv yang terletak di atas sofa.

Quinza pun meninggalkan ruang tamu itu dan beranjak menuju ke ruang billiard kediaman itu yang letaknya di lantai tiga kediaman itu.

Quinza menggunakan lift untuk menaiki lantai tiga mansion itu, sebab tidak mungkin ia menaiki tangga. Yang ada kakinya sakit jika sampai di atas nanti. Belum lagi jika sudah sampai, ia harus memutari ruang olahraga indoor milik Daddynya.

Setelah sampai di lantai tiga, Quinza pun berjalan menuju ruang billiard tempat dimana para Abangnya pasti sedang berada.

Quinza masuk tanpa mengetuk ruangan itu. Sudah kebiasaannya masuk begitu saja di tempat dimana Abangnya berada, dan selama ini tidak ada yang melarangnya melakukan itu.

Dua orang pria bersama masing-masing wanita yang sedang duduk di pangkuan mereka terkejut ketika seseorang masuk tanpa mengetuk.

"Kamu siapa? Berani banget masuk sini!" Bentak seorang wanita dengan pakaian minim sedang berusaha untuk duduk di atas pangkuan salah satu Abangnya.

Quinza tidak menghiraukan bentakan dari wanita itu. Ia lebih memilih berlari dan menerjang kedua pria yang sangat ia rindukan.

Seraya terisak kecil, Quinza menenggelampak kepalanya di ceruk leher salah satu pria itu. Kedua pria yang di perlakukan seperti itupun mengusir kedua wanita yang sedang terkejut dan geram karna tingkah Quinza.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 581 kata
Tanggal publish, 09/09/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang