"Iya, aku tau Pah, tapi apa Quin secapek itu sampai gak mau buka matanya hiks" Gumam Bianca dengan mata sembab sembari mengelus tangan putrinya yang terpasangi oleh kabel infus.
Dion mengelus lembut punggung Bianca yang terisak berusaha menenangkan.
"Udah lah Mah, Pah, kalian ngapain sih nge khawatirin anak pungut itu? Dia itu cuma anak pungut, entah jalang mana dia itu. Kalian kan cuma mungut dia di jalan karna di buang pas bayi kan?" Lugas Varo salah satu putra dari Bianca dan Dion.
Bianca dan Dion mengalihkan pandangan mereka pada Varo, mereka menatap Varo dengan tatapan tajam.
"Siapa yang ngasi tau kamu kalau Quin anak pungut Varo?!" Tanya Dion dengan sedikit membentak.
"Udah Pah, Varo kamu diem. Plis kali ini aja, jangan buat keributan di depan adik kalian" Tegas Bianca pada suami dan putranya.
Andria Devanna Arieno, Andri adalah Abang pertama dari Quinza, sekaligus putra sulung keluarga Arieno. Andri cukup dingin pembawaannya, ia selalu bersikap acuh pada Quinza, bahkan ketika Quinza sedang sakit sekali pun ia tidak pernah terlalu peduli pada adiknya itu.
Namun Andri seperti itu bukan karna membenci Quinza, ia hanya kecewa pada Quinza saja.
Cristian Haraka Arieno, Cris sendiri adalah putra kedua dari keluarga Arieno. Berbeda dengan Andri, Cris lebih sedikit ceria dan perhatian pada Quinza, walau kadang ia yang membuat adiknya itu menangis, namun pada akhirnya ia juga yang akan membuat adiknya itu berhenti menangis, walau harus menggunakan sebuah ancaman sekali pun.
Devaro Ragnar Arieno dan Devano Ragnar Arieno, mereka adalah Abang kembar Quinza. Varo memiliki sifat yang cukup kasar baik dalam perilaku ataupun perkataan pada Quinza, sebab ia berpikir bahwa Quinza hanyalah anak yang menyusahkan. Sedangkan Vano adalah anak yang lumayan pendiam, berpikiran luas dan tidak terlalu suka andil bagian dalam menyakiti hati ataupun batin Quinza.
~~~
Tepat pada hari ini, terbilang tiga bulan Quinza mengalami koma. Dan selama itu pula tidak ada perubahan yang terjadi, keadaannya tetap seperti sebelumnya.
Justru semakin lama, detak jantung Quinza semakin sering melemah bahkan pernah berhenti berdetak, namun beberapa saat setelahnya akan kembali berdetak lagi.
Kelopak mata seorang gadis berkulit pucat secara perlahan terbuka, gadis itu secara perlahan mengerjakan matanya mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan pencahayaan ruangan itu.
"Eunghhh" Lenguh gadis itu pelan.
Ia berusaha melepas selang pernafasan yang terpasang di hidungnya dan selang infus yang terpasang pada tangannya.
Saat semuanya sudah berhasil terlepas, gadis itu berusaha turun dari atas bangsal VVIP yang ia tempati. Namun saat hendak memijakkan kakinya ke lantai, kakinya terasa begitu lemah. Sehingga tidak dapat menopang tubuhnya dan berakhir dengan dirinya yang terjatuh di lantai.
"Sial" Umpat gadis itu, seraya berusaha berdiri kembali dengan berpegangan pada meja yang berada di dekatnya.
"Kaki gue kok lemes banget sih. Ini lagi kenapa coba make baju pasien rumah sakit gini, kan gue cuma keselek boba tadi di campus gara-gara di kagetin sama si Indah" Gumam gadis itu seraya memegangi kepalanya yang terasa sedikit berdenyut.
Tidak lama gadis itu berdiri, pintu kamarnya di buka oleh seseorang. Seorang wanita paruh baya yang kiranya seumuran dengan Mommynya muncul dan memeluk tubuhnya dengan sangat erat.
Aurora, jiwa gadis itu adalah milik Aurora, Aurora merasa kaget saat wanita paruh baya itu langsung menubrukkan tubuh mereka dan saling berpelukan dengan begitu eratnya.
"Emm, maaf Tante. Tante kenapa meluk saya yah?" Tanya Aurora yang berada pada tubuh Quinza dengan sopan.
"Siapa yang kamu panggil Tante sayang? Ini kan Mamah kamu, masa kamu lupa sih sama Mamah" Tukas wanita itu sembari mencubit kecil hidung mancung gadis yang berada dalam rengkuhannya.
❀❀❀❀
Jumlah kata, 572 kata
Tanggal publish, 10/08/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Rora Is Not Quin [TAMAT]
FantasyFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA! FOLLOW MY IG, @mimiu.rara ENTAR YANG MAU DI FOLLBACK SILAHKAN DM [TAMAT] [Proses Revisi typo] Proses penerbitan [Beberapa part telah dihapus] Rora gadis dengan kepribadian random yang meninggal akibat tersedak boba yang...