Rora Is Not Quin [TAMAT]

42.Kaget|R.I.Q|

Quinza menatap foto yang di perlihatkan oleh Kean pada dirinya. "Yaudah, karna minggu depan ulang tahun NHS (Neo High School), kita tanyain soal ini sama dia aja. Kita pasti bakal ketemu sama cowok ini minggu depan" Tukas Quinza.

Tri menatap Quinza dengan tatapan bingung. Nampaknya, Tri masih belum mengerti dengan maksud dari ucapan Quinza barusan.

"Minggu depan NHS bakal ultah, otomatis pihak sekolah dan OSIS pasti bakal buat acara besar-besaran dan bakal banyak lomba. Dan gue yakin, pasti sekolah lain juga bakal berpartisipasi dalam acara itu, dan pastinya Star High School, sekolah yang di tempatin cowok ini bakal ikutan juga" Jelas Quinza dengan lebih detail. Tri mengangguk paham sekarang.

"Tapi kenapa lo bisa seyakin itu kalau dia bakal ikutan, Aura?"  Tanya Dea pada Quinza.

Quinza tersenyum miring menanggapi pertanyaan dari Dea. "Karna dia Abang Quinza, dan gue tau gimana aktivnya Quinza, jadi pasti Abang dia juga gak kalah aktiv dan terkenalnya sama dia. Feeling gue doang sih sebenernya hehe" Jelas Quinza di akhiri dengan cengiran polos miliknya.

"Tapi bener kok yang lo bilang, kata orang suruhan Daddy gue, cowok ini emang lumayan terkenal di sekolah dia. Mungkin dia most wanted di sekolahnya" Timpal Kean.

Mereka bertiga mengangguk mengerti mendengar timpalan dari Kean. Sepertinya memang keluarga asli dari Quinza semuanya visual-visual, buktinya saja Quinza secantik itu, dan pada foto itu pun pria yang di duga sebagai Abang kandung dari Quinza pun juga terbilang sangat tampan.

Setelah berbincang sebentar. Mereka berempat memutuskan untuk kembali, namun kali ini Quinza mengendarai mobilnya sendiri sedangkan Tri dan Kean ikut pada mobil Dea, sebab arah yang mereka tuju meski sama namun Kean tidak ingin merepotkan sahabatnya itu lebih banyak lagi.

Saat sampai di rumah nya, Quinza mengernyitkan dahinya ketika melihat terdapat beberapa motor yang terparkir di garasi rumahnya.

Saat menginjakkan kakinya di ruang tamu, Quinza kaget dengan apa yang ia lihat di rumahnya. Bagaimana tidak, ia melihat para Abangnya yang sedang bercumbu dengan beberapa gadis ralat mungkin mereka sudah menjadi gadis.

Bukan hanya Abangnya di sana, namun beberapa teman Abangnya pun juga sedang asyik di sana.

Mereka semua menghentikan kegiatan mereka begitu melihat Quinza masuk dan tidak sengaja menjatuhkan kunci mobil yang sedang ia pegang.

"Mamah sama Papah di mana? Berani banget kalian ngotorin rumah ini dengan kegiatan kalian" Desis Quinza dengan dingin.

Asal tau saja, Quinza sangat tidak menyukai kegiatan yang para Abang dan sahabat Abang nya itu lakukan. Bagi Quinza aka Aurora. Seseorang yang melakukan hal seperti itu sebelum menikah sangatlah menjijikkan.

Khususnya si wanita, bukan bermaksud untuk menyalahkan segala keburukan pada pihak wanitanya, namun mereka tetaplah salah, sebab seharusnya mereka bisa menjaga hal yang paling berharga dalam diri mereka, namun mereka malah menyerahkannya dengan bayaran yang begitu murah, menurut Quinza.

"Mamah Papah lagi keluar negri, ada urusan perusahaan" Celetuk Cris menjawab Quinza.

"Kalau kalian mau berbuat maksiat, jangan di sini. Masih banyak tempat di luar sana buat kalian main sama jalang-jalang kalian itu, gue mohon keluar sendiri sebelum gue yang nendang kalian. Kalau pas gue turun kalian belum keluar, siap-siap aja gue bakal beneran gampar kalian" Ancam Quinza seraya memungut kunci mobil yang tadi sempat ia jatuhkan akibat terkejut. Lalu naik ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Sekitar 20 menit Quinza berkutat di dalam kamarnya, perut gadis itu mulai meminta asupan makanan, Quinza pun hendak turun ke bawah untuk mengambil makanan. Sekaligus  untuk mengecek apakah para manusia yang sebelumnya mengagetkan dirinya itu sudah keluar dari rumah itu, atau justru mereka mengabaikan ancamannya dan terus melanjutkan kegiatan mereka.

Jika benar mereka mengabaikan ancaman Quinza, maka Quinza akan benar-benar menghabisi mereka satu persatu karna telah menodai mata dan telinganya secara langsung.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 600 kata
Tanggal publish, 29/08/2021