"Val, Mamah gak nyangka banget, keluarga kalian kemana aja selama ini? Mamah selalu nyariin kalian loh" Tanya Bianca yang kini telah duduk dengan anteng di sofa sembari memegang tangan Valen dengan begitu erat.
"Haha,, semenjak hari dimana Daisy Bunda titipin ke Mamah, malam itu juga kita bertiga ninggalin kediaman kita Mah, kita ke rumah nenek yang tempatnya beneran jauh dari sini" Jelas Valen dengan pelan.
Bianca mengangguk mengerti. "Yaudah kalian pasti laper kan, makan gih Mamah tadi udah masak, nanti kalau Abang kamu yang lain dateng Quin, tolong di ajakin makan sekalian yah dek" Titah Bianca pada para remaja itu.
Setelah mengatakan hal itu, Bianca beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Di dalam sana pasti suaminya sedang misuh-misuh sebab tidak di temani, Bianca yakin akan hal itu.
"Abang yang di maksud Mamah itu Andri, Cris sama kembar bukan Dai?" Tanya Valen, dan di balas anggukan dari Quinza.
"Iya Bang, tapi gue gak suka sama mereka. Khususnya si Varo, soalnya dia bener-bener lemes mulutnya jadi cowok. Dan gue gak suka sama cowok mulut lemes" Tukas Quinza sembari meletakkan tasnya di atas sofa.
"Yaudahlah, kuy makan. Ntar kalau mereka udah dateng tinggal panggil aja" Ajak Quinza pada para sahabatnya dan juga Abang kandungnya.
Mereka mengangguk sebagai jawaban, namun sebelum Quinza beranjak dari duduknya untuk berjalan menuju meja makan bersama yang lainnya.
Tiba-tiba saja ia di tarik oleh seseorang, Quinza tau siapa orang itu. Mereka adalah Luci dan Kayla, Quinza sebelumnya memang sudah berjanji akan menjelaskan segalanya di rumahnya. Dan sekarang mereka sudah berada di rumahnya.
"Jadi?" Tanya Kayla dengan raut penuh tanya.
Quinza menghela napasnya pelan dan pasrah. "Huft, kalian masih belum paham? Gue bukan anak kandung Mamah sama Papah, gue bukan adik kandung keempat Abang gue yang kalian tau selama ini. Gue cuman di titipin sama orang tua kandung gue yang notabenya sahabat Mamah, dan yang tadi namanya Valen itu, dia Abang kandung gue. Paham?" Tanya Quinza setelah menjelaskan panjang lebar tanpa banyak jeda.
Kayla dan Luci mengangguk paham. Mereka bukanlah anak lemot yang sangat lamban untuk memahami penjelasan singkat yang di berikan oleh Quinza tadi. Ya mereka menyebutnya singkat, sebab Quinza sama sekali tidak memutar-mutarkan penjelasannya tadi.
"Yaudah sekarang kuy kita makan" Ajak Quinza pada Kayla dan Luci.
Quinza, Luci dan Kayla pun datang bersamaan ke meja makan dan makan siang bersama seraya menunggu para Abang Quinza itu datang.
"Dai, nanti ikut Abang ke rumah jadikan?" Tanya Valen pada Quinza setelah nasi yang berada di dalam mulutnya tertelan.
Quinza yang sedang mengunyah itu pun memberi isyarat agar menunggu nasi yang ia kunya terlebih dahulu tertelan, baru ia jawab.
"Jadi kok Bang. Gue juga pengen banget ketemu sama Bunda, Ayah juga" Jawab Quinza setelah menelan makanannya.
Valen mengangguk sebagai balasan. Setelah itu mereka pun melanjutkan acara makan mereka tanpa gangguan sedikit pun.
Hingga berselang beberapa menit, para Abang Quinza pun datang. "Kita pulang" Teriak Cris ketika memasuki rumah itu.
"Webe!" Balas Kayla berteriak juga. Kayla menatap Cris dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Begitupun sebaliknya dan Quinza dapat merasakan itu semua.
"Kayaknya mereka ada hubungan deh" Batin Quinza ketika memperhatikan tatapan Cris pada Kayla.
Mereka berempat berjalan mendekati meja makan dimana Quinza dkk serta Valen sedang makan.
"Dia siapa Quin?" Tanya Andri ketika melihat seorang remaja yang sepertinya seumuran dengan Varo dan Vano sedang makan bersama Adik dan sahabat Adiknya di sana.
Quinza menatap Andri sekilas. "Dia Abang kandung gue Bang" Balas Quinza. Walaupun Quinza tidak menyukai Andri, namun ia harus tetap memiliki sopan santun. Sebab itulah yang di ajarkan oleh orang tuanya.
❀❀❀❀
Jumlah kata, 588 kata
Tanggal publish, 02/09/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Rora Is Not Quin [TAMAT]
FantasyFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA! FOLLOW MY IG, @mimiu.rara ENTAR YANG MAU DI FOLLBACK SILAHKAN DM [TAMAT] [Proses Revisi typo] Proses penerbitan [Beberapa part telah dihapus] Rora gadis dengan kepribadian random yang meninggal akibat tersedak boba yang...