"Lo terlalu baik. Udahlah gue jadi gak mood gara-gara kakak lo itu. Laki-laki kasar sama cewek, gak tulen banget" Cibir Quinza.
Camella hanya menggeleng pelan. "Dia bukannya kasar Quin, bahkan Kakak gue itu baik banget. Buktinya dia mau rawat dan biayai gue selama ini, wajar kalau dia gitu karna gue udah lalai jaga Lisha" Bela Camella.
Quinza memutar bola matanya dengan malas. "Serah deh" Pasrah Quinza. Menurut Quinza, intinya Kakak Camella itu sudah keterlaluan karna sampai sekasar itu pada adiknya. Padahal Camella hanya meninggalkan Felisha sebentar karna ia lapar dan butuh makan juga.
Tidak berselang lama mereka mengobrol, Felisha terbangun. Namun detak jantung gadis kecil itu tidak beraturan, kadang sangat cepat dan kadang sangat lambat. Bahkan sekali-kali berhenti.
Quinza yang melihat hal itu langsung saja mengambil tindakan pertama sebagai seorang dokter. Sedangkan Camella ia menelfon Kakaknya, Kenzie untuk datang ke rumah sakit sebab kondisi Felisha tiba-tiba saja drop.
Setelah beberapa saat berlalu, Kenzie pun datang. Ia membuka pintu bangsal itu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
Quinza menghentikan penanganannya pada Felisha, "Adik kalian koma. Perkiraannya mungkin dua sampai tiga hari" Jelas Quinza seraya menyimpan stetoskopnya.
Rahang Kenzie mengeras. "Kamu gimana sih jaga Lisha! Gak becus kamu jaga dia? Kalau kamu gak mau jaga Felisha silahkan pergi dari sini, biar gue sewa orang buat jagain dia!" Bentak Kenzie yang amarahnya sepertinya sudah di ubun-ubun.
Camella menggeleng ribut. "Gak Kak, Mella mau jagain Lisha. Mella sayang sama Lisha kak" Papar Camella dengan air mata yang sudah mulai berderai dari wajahnya.
Kenzie tidak mengindahkan ucapan Camella justru beranjak mendekati bangsal Felisha dan mengelus lembut surai coklat sang adik.
Quinza mengalihkan pandangannya dari Felisha dan Kenzie pada Camella. Namun gadis itu justru beranjak keluar dari ruangan itu dengan berlari kecil entah ingin kemana.
Quinza memutuskan untuk mengikuti gadis itu, Quinza mengikuti Camella yang memasuki ruangan seorang dokter di rumah sakit itu.
Bukan bermaksud untuk menguping, hanya saja Quinza penasaran dengan apa yang di bicarakan oleh Camella dengan dokter yang ada di dalam sana, sebab Camella seakan menyembunyikan sesuatu di sini.
"Kak tadi dokter magang Quinza bilang adik saya koma sekitar dua sampai tiga hari. Apa artinya keadan adik saya udah bener-bener di ambang batas?" Tanya Camella pada dokter yang berada di dalam sana.
"Sepertinya begitu Mella. Kondisi Felisha dari yang Kakak perhatikan, semakin hari semakin memburuk. Gak ada peningkatan sedikit pun, satu-satunya jalan buat selamatin dia cuman dengan oprasi transplantasi jantung. Sebab jantung Felisha udah hampir gak bisa berdetak, kalau jantung dia membaik, kemungkinan penyakit dia untuk membaik juga semakin besar" Jelas dokter itu.
Setelah itu, Quinza tidak mendengar suara apa-apa lagi dari dalam. Sehingga Quinza memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, bisa berbahaya jika ia ketahuan berada di sana. Nanti malah di kira menguping.
Beberapa hari telah berlalu. Hari ini Quinza sedang bosan di rumahnya, jadi ia memutuskan untuk berkunjung ke rumah sakit Fares, memang itulah kebiasaan Quinza jika sedang bosan.
Saat tengah berjalan di koridor, Quinza tidak sengaja melihat Kenzie, Kakak dari Camella dan Felisha sedang duduk di salah satu kursi yang terletak di depan pintu ruang oprasi.
Quinza sebenarnya tidak terlalu perduli, sebab ia masih tidak suka dengan Kenzie itu. Namun ketika ia melihat Camella yang sedang berbincang dengan sembunyi-sembunyi bersama seorang dokter. Quinza pun merasa sedikit tertarik.
"Dok, tolong ambil jantung saya aja, selamatin adik saya. Saya bakal lakuin apa aja buat dia. Saya mohon, dia gini karna saya, tolongg" Pinta Camella dengan menangis tersedu-sedu pada dokter wanita yang Quinza ketahui bernama Asyela.
❀❀❀❀
Jumlah kata, 584 kata
Tanggal publish, 05/09/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Rora Is Not Quin [TAMAT]
FantasyFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA! FOLLOW MY IG, @mimiu.rara ENTAR YANG MAU DI FOLLBACK SILAHKAN DM [TAMAT] [Proses Revisi typo] Proses penerbitan [Beberapa part telah dihapus] Rora gadis dengan kepribadian random yang meninggal akibat tersedak boba yang...