57.Operasi|R.I.Q|

7.9K 858 17
                                    

Akhirnya Asyela itu pun mengangguk dan menyetujui permintaan Camella untuk mendonorkan jantungnya pada Felisha.

Saat Camella berjalan meninggalkan dokter itu, Quinza pun berjalan mendekati Asyela yang tadi di ajak berbicara oleh Camella.

"Kak Syela?" Sapa Quinza pada dokter itu setelah Camella meninggalkan dokter itu.

Asyela berbalik menatap Quinza. "Ya,, siapa?" Tanya Asyela dengan raut bingung pada Quinza.

"Gue Aura kak. Ceritanya panjang kenapa gue bisa di sini, tapi gue mau nanya sesuatu boleh?" Tanya Quinza tanpa ingin membuang waktu terlalu lama.

Asyela nampak terkejut, namun detik berikutnya ia mengangguk. "Nanya apa Ra?" Tanya Asyela dengan lembut.

"Tadi yang ngobrol tentang operasi transplantasi jantung itu Camella kan Kak? Dia mau ngedonorin jantung dia buat Felisha?" Tanya Quinza dengan penasaran.

Quinza tau, bahwa tidak baik meminta data dari seorang pasien seperti ini pada seorang dokter tanpa persetujuan dari yang bersangkutan. Namun ia sangat memerlukan informasi itu, Quinza ingin mencoba menyadarkan seseorang.

"Kamu pasti tau banget Ra, gak baik nyebarin informasi tentang pasien ke sesama dokter yang gak bersangkutan. Tapi karna ini kamu, Kakak kasih pengecualian" Balas Asyela.

"Tadi yang ngobrol sama Kakak emang Camella, dan dia emang mau ngedonorin jantung dia untuk Adik dia yang sekarang mengidap leukimia" Sambung Asyela.

Quinza memotong perkataan Asyela. "Tapi kan Kak, leukimia itu belum ada obatnya, yang berhasil sembuh memang ada. Tapi walau dia ngedonorin jantung dia, paling hanya bertahan untuk beberapa bulan aja kan" Potong Quinza dengan cepat.

Asyela tersenyum mendengar Quinza yang memotong perkataannya. "Leukimia memang belum ada obatnya, Orang-orang yang ingin bertahan hanya melakukan terapi dan pengobatan rutin aja. Dan yang kamu bilang emang benar Aura. Tapi ini semua keinginan Camella sendiri. Dia yang maksa buat donorin jantung dia, walau Kakak udah ngasih tau apa yang kamu bilang barusan ke dia berkali-kali" Papar Asyela yang membuat Quinza terdiam.

"Dia terlalu sayang sama Kakak dan Adiknya, tanpa mikirin dirinya sendiri. Asal kamu tau Ra, Camella juga punya penyakit yang lumayan parah. Karna itu menurut dia, lebih baik dia donorin jantung dia buat Felisha" Ujar Asyela dengan sedikit lirih.

Quinza menatap Asyela dengan tatapan seakan bertanya, penyakit yang di idap oleh Camella itu penyakit apa. Asyela yang mengerti pun menjawabnya.

"Gagal ginjal" Tukas Asyela. "Akut?" Tanya Quinza namun di balas celengan oleh Asyela. "Kronis, awalnya memang akut, tapi karna tidak di tangani dokter. Akhirnya menjadi kronis" Papar Asyela.

Quinza terdiam. Pikiran Quinza menjadi campur aduk sekarang, antara kasihan dengan Camella, namun juga bingung mengapa keluarga Camella sepertinya tidak ada yang mengetahui penyakit dari Camella ini.

"Yaudah, makasih Kak infonya. Tapi beneran, Mella mau donorin jantungnya buat Felisha?" Tanya Quinza sekali lagi. Dan di balas dengan anggukan pasti oleh Asyela. "Beneran, dia udah tanda tangan di surat bukti persetujuan donor nya sendiri" Ujar Asyela. "Kapan Kakak bakal lakuin operasi itu?" Kepo Quinza.

"30 menit lagi, Kakak bakal mulai. Camella udah siap-siap di ruangan operasi. Pihak rumah sakit gak perlu tes lagi tentang kecocokan nya, karna ternyata Camella udah lakuin tes itu sejak lama. Jadi kita bisa langsung mulai" Jawab Asyela.

Quinza mengangguk seraya meninggalkan ruangan dari Asyela. Quinza bermaksud untuk menemui Camella di ruang operasi, ia yakin pasti dirinya di izinkan untuk masuk. Sebab dirinya memang sudah terdaftar sebagai dokter Umum terbaik di rumah sakit itu walau dengan nama Aurora.

Saat hendak masuk, ia sedikit kaget ketika di hentikan oleh seseorang. Ia adalah Kenzie, "Ngapain lo?" Tanya Quinza pada Kenzie.

"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo mau masuk ke dalam. Adek gue lagi di persiapin buat operasi, gak usah ganggu lo. Mending lo ke Camella aja, entah itu Adek gak berguna kemana" Usir Kenzie pada Quinza.

Quinza tersenyum miring seraya menghempaskan lengannya yang di tahan oleh Kenzie dengan keras. "Lo gak berhak larang gue buat masuk, karna gue udah terdaftar sebagai salah satu dokter di sini. Dan gue pastiin lo bakal nyesel habis ini" Sinis Quinza seraya meninggalkan Kenzie.

❀❀❀❀

Hehe maap kelepasan nulis sampe 600+ kata, mau hapus sebagian tp gk rela juga🤧

Jumlah kata, 654 kata
Tanggal publish, 06/09/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang