44.Rumah Sakit|R.I.Q|

11.9K 1.1K 3
                                    

Beberapa hari telah berlalu, dan kini Quinza dkk sedang berada di sebuah mall yang letaknya cukup jauh dari area rumahnya berada.

"Jadi besok?" Tanya Kean pada Quinza. Dan di balas anggukan pasti oleh Quinza.

"Pasti, gue bakal cari dia, lagian gue juga penasaran. Kenapa mereka sampai ngenitipin gue ke keluarga Mamah Bianca dulu. Padahal bisa aja, mereka rawat gue dan nyembunyiin gue sama kayak Abang gue itu" Tukas Quinza seraya memainkan sedotan minumannya.

Tri dkk mengangguk mengerti mendengar ucapan dari Quinza.

"Yaudah, gimana kalau hari ini kita seneng-seneng aja? Udah lama loh kita gak ke rumah sakit, gue rindu suasananya" Keluh Tri pada Quinza dkk (-Tri).

"Bener sih, yaudah lah abis belanja nanti, kita ke rumah sakit Abang gue" Ujar Kean. Dan di balas anggukan setuju oleh mereka bertiga.

Setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih dua jam di dalam mall yang terbilang sangat besar itu, mereka pun memilih untuk segera berangkat menuju rumah sakit milik Abang Kean.

Kayla dan Luci memang tidak ikut dengan mereka. Sebab Luci ternyata sedang sakit, sedangkan Kayla sedang berlibur bersama keluarganya ke China untuk bertemu kerabatnya di sana.

Sekitar 30 menit mereka mengendarai kendaraan masing-masing ke rumah sakit itu, kini mereka telah sampai ke sana. Tentu saja yang masuk terlebih dahulu adalah Kean, sebab ia lah adik dari sang pemilik rumah sakit.

"Halo Bang" Sapa Kean pada Abangnya.

"Hai Bro" Sapa Tri pada Abang Kean. Sedangkan Dea hanya melambai pada Abang Kean.

Abang Kean mengalihkan pandangannya dari setumpuk berkas medis tentang rumah sakit pada gadis-gadis manis yang memasuki ruangan pribadinya.

"Yoo" Sapa balik Abang Kean.

Abang Kean mengernyitkan dahinya bingung ketika melihat seseorang yang sebelumnya belum pernah ia lihat bersama sang adik ketika menemuinya.

"Itu siapa Dek?" Tanya Abang Kean, Fares pada Kean, adiknya.

"Dia temen gue Bang, kalau gue ceritain dia sebenernya siapa, lo asti bakal bingung dan gak bakal percaya. Jadi mending gak usah gue kasi tau, dari pada buang-buang tenaga. Aur, kenalin diri lo ke Abang gue" Celetuk Kean panjang lebar.

Quinza mengangguk dan memperkenalkan diri nya sebagai Quinza pada Fares, padahal sebenarnya ia sudah mengenal pria dewasa yang hanya berbeda lima tahun darinya itu, jika sebagai Aurora.

"Halo Bang, nama gue Quinza, manggil sebahagia lo aja" Ujar Quinza memperkenalkan dirinya dengan singkat pada Fares.

Fares mengangguk mengerti dan di selingi dengan senyum yang menghiasi wajahnya, hingga mengakibatkan lesung pipinya yang dalam itu bermunculan dan menambah kesan manis dalam senyumnya.

"Saltoo, gue Fares, panggil sesuka lo aja. Tapi kalau mau, sayang atau Daddy juga boleh" Goda Fares di selingi dengan kerlingan maut dari dirinya.

Abang dari Kean ini memang asik sekali orangnya, jika di ajak mengobrol pasti akan selalu nyambung.

"Haha, bisa aja Honey" Goda balik Quinza pada Fares. Dan itu tentu hanya candaan saja.

Mereka tertawa mendengar godaan balik dari Quinza, "Oh iya, betewe kalian ngapain ke sini? Terus kok Aura gak ikut? Biasanya dia kan selalu nyantol sama kalian juga" Tanya Fares yang menyadari bahwa salah seorang sahabat adiknya tidak ada di sana.

"Aura udah meninggal Honey. Beberapa bulan lalu tepatnya" Jawab Quinza. Sebab Quinza tau bahwa sahabat-sahabatnya itu pasti bingung ingin menjawab apa.

Ingin berkata bahwa ia sudah meninggal, namun mereka pasti takut menyakiti hatinya sebab sekarang ia masih berada bersama mereka. Ingin mengatakan bahwa dirinya sedang tidak bisa ikut karna sibuk, sama saja berbohong, sebab dirinya sudah tidak ada di dunia itu, tepatnya sebagai Aurora.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 562 kata
Tanggal publish, 30/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang