"Gue pengen gitu rasanya pacaran. Tapi mager, huhuuu" Eluh Savika.
Agatha, Amalia dan Jihan memutar bola mata malas, menanggapi ucapan dari Savika.
"Nyeh, lo kalau mau pacaran yah pacaran aja. Gak usah ngealibi mager-mager gitu, gue tampol lo lama-lama" Sungut Jihan.
Pasalnya, sudah dari beberapa hari yang lalu, Savika terus berkata seperti itu. Ingin memiliki pacar, namun ia mager. Membuat para sahabatnya jengkel saja.
"Lo pacaran aja sama Kak Dino, sepupu gue" Saran Agatha pada Savika.
Agatha tau, bahwa Dino itu menaruh perasaan pada Savika. Tanpa di beritahu pun semua orang pasti mengetahuinya, hanya dengan melihat tingkah sang pria saja. Namun Savika kurang peka terhadap Dino.
Aldino Hagiva Arieno, ia adalah putra dari Kayla. Tampang pria itu sangat cool, namun sifatnya sangat bertolak belakang dengan tampang dan penampilannya.
"Yee males banget sama si Dino saurus itu" Ejek Savika.
Mereka saat ini sedang berada di kantin sekolah, Agatha dkk termasuk anak-anak genk, namun mereka tidak terlalu menonjolkan nya.
Mereka yang suka berkumpul bersama dalam jumlah anggota yang melebihi tiga orang, bukankah itu sudah termasuk kategori genk?
Tidak ada yang berani mencari perkara dengan mereka berempat, sebab mereka tau bahwa keempat gadis itu memiliki hubungan keluarga dengan Gavin, sang ketua genk terbesar di sekolah mereka.
Selain itu, mereka juga tidak akan berani untuk menjadikan diri mereka santapan singa dengan mengganggu para gadis itu.
"Gue denger ada siswa baru loh di kelas kita. Nanti jam kedua katanya bakal masuk" Terang Jihan seraya mencomot puding nya.
"Oh yah? Namanya siapa?" Tanya Savika dengan penasaran. "Gak tau, gue emang admin lamtur sekolah. Tapi bukan berarti semua juga gue tau" Balas Jihan menggedikkan bahunya.
Mereka makan di selingi dengan candaan, tidak berselang lama, seseorang datang dan meletakkan wadah makanannya di meja yang mereka tempati.
Ternyata mereka adalah Gavin dan teman-temannya.
"Wih Kak, makin ganteng aja lo. Tapi masih kalah jauh sama pacar gue" Puji Amalia pada Gavin. Gavin hanya menanggapinya dengan kekehan kecil, sudah biasa ia di terbangkan lalu di jatuhkan seperti itu.
"Katanya di kelas kalian bakalan ada murid baru?" Tanya Bagas memulai obrolan. Bagas ialah putra dari Dea, sekaligus sahabat Gavin sendiri. Mereka seumuran. Hanya berbeda lima bulan saja.
"Bener kayaknya" Balas Agatha dengan tenang. Sebab para sahabatnya tidak ada yang menjawab, mereka sedang sibuk dengan handphone mereka.
"Wihh,, liat dehh. Ganteng banget cuyy, gue dapet fotonya dari admin lamtur dari kelas sebelah. Pengen gebet rasanya. Tapi kayaknya dia itu kulkas berjalan" Rengek Jihan.
Mereka melihat foto dari beberapa orang remaja dengan seragam lengkap dan wajah rupawan. Namun raut wajah mereka datar.
Gavin dan teman-temannya hanya menatap biasa pada foto itu. Mereka sudah mengenal siapa yang ada di dalam foto itu, ternyata murid baru itu salah satu teman mereka.
"Ganteng, tapi kayaknya dia gak asik" Gumam Agatha mencomot camilan nya.
Extra part End
UwU maaf kalau bikin penasaran, soalnya Mimi mau panjangin lagi, tapi nanti kepanjangan. Mau nambah chap lagi, entar kebanyakan:'(
Okk Thank You For Reading all.
Jangan lupa baca karya Mimi selanjutnya yah,, besok lusa Mimi publish. Udah ada ide soalnya, jadi cepet pengen nulisnya:')
Semoga gak ngecewain kalian yah book berikutnya nanti. Genre utamanya tetep transmigrasi, dan cara meninggalnya bakal Mimi usahain buat lebih kocak lagi.
Buat yang minta supaya cerita ini di buatin bagian Agatha sama Gavin, Mimi pengen buat. Tapi takut gak ada yang baca soalnya udah bosen:'(
Hiks Mimi juga bingung mau buatnya gimana, otak Mimi lagi mampet hikss😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Rora Is Not Quin [TAMAT]
FantasyFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA! FOLLOW MY IG, @mimiu.rara ENTAR YANG MAU DI FOLLBACK SILAHKAN DM [TAMAT] [Proses Revisi typo] Proses penerbitan [Beberapa part telah dihapus] Rora gadis dengan kepribadian random yang meninggal akibat tersedak boba yang...