33.Anak Pungut|R.I.Q|

16.8K 1.6K 9
                                    

Quinza mangut-mangut mengerti mendengar alasan dari Tri. "Terserah kalian sih, tapi inget yah, jangan sampai keluarga gue tau dulu tentang ini. Gue mau ngasih surprise buat mereka" Pinta Quinza mengingatkan ketiga sahabatnya.

Mereka bertiga pun berbincang di sana, dan menghabiskan waktu bersama ke berbagai tempat. Hingga akhirnya jam pun menunjukkan pukul 16.15, dan Quinza sudah harus pulang.

Sebab perjalan dari tempat itu ke rumahnya membutuhkan waktu satu jam'an. Dan bundanya hanya mengijinkan ia pulang paling terlambat pukul 07 malam.

"Yaudah, gue balik duluan yah. Soalnya ini udah sore, Mamah Bianca ngijinin gue keluar cuman sampe jam 06 sore aja, paling lambat jam 07 malam" Ujar Quinza dengan tatapan sedih.

Sebenarnya ia tidak ingin pulang sekarang, sebab ia baru saja bertemu bersama sahabat yang sangat ia rindukan itu selama beberapa jam, tapi sekarang ia sudah harus pergi lagi.

"Ok,, kita juga udah mau balik nih. Besok kita udah di sekolah lo, sambut kita yah" Ujar Kean seraya bercipika-cipiku ala gadis remaja pada Quinza.

Quinza pun membalas perbuatan sahabatnya itu dengan hal yang sama.

"Serah. Yaudahlah byee" Balas Quinza seraya meninggalkan mereka bertiga dari taman itu.

Saat hendak berjalan menuju ke tempat dimana mobilnya ia parkir kan, Quinza tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

Brukk
Orang yang menabrak Quinza mundur selangkah namun tidak terjatuh, begitupun dengan Quinza. Sebab mereka dapat menahan tubuh mereka.

Orang itu menatap Quinza dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Seseorang yang di tabrak oleh Quinza adalah seorang pria yang sekiranya seumuran dengan Abang Aurora yang sebenarnya.

"Sorry, gue gak sengaja" Ujar pria itu meminta maaf pada Quinza. Quinza membalasnya dengan anggukan kepala. Seraya berjalan meninggalkan pria yang masih berdiri dan menatap kearah dirinya itu.

"Kok dia kayak mirip yah sama- Ah udahlah anak-anak pasti udah pada nungguin" Gumam pria itu menatap punggung Quinza yang semakin menjauh.

Beralih pada Quinza

"Kok gue berasa deket yah sama dia" Gumam Quinza. Namun tidak ingin memikirkan hal itu terlalu lama, Quinza pun menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

Sekitar sejam'an Quinza mengendarai mobilnya, Quinza pun sampai pada rumah keluarga Arieno yang telah menampungnya.

"Eh kamu udah balik sayang" Sapa Bianca ketika melihat putrinya sudah pulang. Setelah berpergian di luar rumah selama beberapa jam.

Quinza mengangguk, "Iya mah, Quinza mau mandi yah soalnya gerah" Ujar Quinza pada Bianca dan di balas anggukan oleh sang Mamah.

Setelah berlalu beberapa saat, Quinza pun turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarga Arieno.

"Night Pah, Mah" Sapa Quinza pada kedua orang tuanya sembari menciumi pipi masing-masing dari orang tuanya itu.

"Lebay lo anak pungut" Julid Varo pada Quinza. Namun tidak di pedulikan oleh Quinza.

Mereka makan dengan di selingi oleh candaan Bianca serta rayuan dari Dion pada keluarga nya.

Setelah mereka selesai dengan acara makan malam mereka. Seperti malam-malam sebelumnya, mereka berkumpul di ruang keluarga bersama untuk saling menghabiskan waktu bersama.

"Lo gak usah deket-deket sama Bang Andri ya anak pungut" Lugas Varo tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Bianca pada dirinya.

"Varo! Jaga bicara kamu!" Sargah Dion pada putranya itu agar lebih menjaga perkataannya yang bisa saja melukai hati dari adiknya.

"Kenapa Pah? Kan emang bener, dia itu anak pungut. Gak usah kalian sembunyiin hal itu, kita semua udah tau tentang itu!" Ujar Varo dengan menaikkan tinggi suaranya.

"Varo, sekali lagi Papah bilang jaga ucapan kamu!" Bentak Dion pula pada Varo.

"KENAPA PAH. KENAPA KALIAN MASIH AJA NYEMBUNYIIN ITU SEMUA! ANAK PUNGUT ITU HARUS TAU POSISINYA, DIA GAK PANTES ADA DI SINI SAMA KITA. ENTAH ANAK LACUR MA-" Teriakan dari Varo yang sudah sangat berlebihan terpotong oleh tamparan dari Dion.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 591 kata
Tanggal publish, 25/08/2021

Haloo mau lanjut sekarang gak nichh?
Atau lanjutnya besok aja?

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang