31.Kedai Kopi|R.I.Q|

15.6K 1.5K 4
                                    

Hari ini, Quinza telah bersiap-siap untuk menemui Tri dkk. Hari itu sebenarnya bukanlah hari libur, namun Quinza memilih untuk meliburkan dirinya sendiri demi bertemu ketiga gadis yang sangat dekat dengan dirinya setelah Mommy nya.

"Kamu mau kemana Quin? Kok gak pake seragam?" Tanya Bianca ketika menyadari bahwa Quinza tidak mengenakan segaram sekolahnya pagi ini.

Pakaian yang di gunakan oleh Quinza sekarang hanya sebuah style casual saja. Padahal hari itu bukanlah hari libur seingatnya.

Quinza mengalihkan pandangannya dari roti yang tadi habis di gigitnya pada sang Mamah.

"Quin mau ketemu sama seseorang Mah. Boleh yahh,, kali ini doang kok Quin bolos. Lagian kata Luci sama Kay, tadi di sekolah Guru yang ngajar gak masuk" Jelas Quinza pada Bianca.

Ya,, sekarang memang sudah pukul 08.00, para Abang Quinza sekarang sudah berada di tempat mereka menempuh ilmu masing-masing.

Sedangkan Quinza tadi pagi memang sudah bertanya pada Luci dan Kayla tentang pelajaran yang akan mereka pelajari hari ini, namun kata mereka berdua. Guru yang masuk hari ini tidak hadir, sebab sedang ada sebuah masalah pribadi.

Dan itu mereka lihat sendiri informasi nya pada papan banner yang terpajang di depan kelas mereka masing-masing.

"Ouh, yaudah gak papa sih. Lagian kalau emang gurunya gak masuk, kan kamu juga harus refreshing. Biar nanti otaknya seger, gak kusut terus di dalam kamar" Canda Bianca pada Quinza.

Quinza mendengus geli mendengar candaan Bianca. Candaan orang tua memang agak, tidak lucu menurut Quinza.

Setelah Quinza selesai sarapan bersama Bianca. Ia pun berpamitan pada Bianca untuk berangkat. Bianca mengendarai mobil yang di hadiahkan oleh Papahnya ketika ia berumur 15 tahun, tepatnya saat ia berulang tahun.

Ya,, tahun lalu, sebab tahun ini Quinza belum mendapatkan hadiah ulang tahun. Sebab ia memang belum berulang tahun. Entah hadiah mewah apa yang akan ia dapatkan lagi jika berulang tahun nanti.

Hanya memerlukan sekitar satu jam'an bagi Quinza untuk sampai ke kedai kopi yang ia dan Tri maksud semalam. Jarak rumah Quinza dan kedai itu terbilang cukup jauh juga. Walau tak sejauh jarak tempat tinggal Tri dkk dengan kedai kopi itu.

Setelah berselang satu jam menunggu di sana dengan sabar, di temani dengan secangkir kopi dan sebuah cake. Mata Quinza pun akhirnya mendapatkan apa yang ingin ia lihat.

Kini Tri, Kean dan Dea telah sampai di kedai kopi itu. Mereka melangkah menuju meja resepsionis kedai itu dan bertanya tentang pesanan meja yang di pesan atas nama Quinza.

Seorang pelayan dari kedai itu pun menuntun mereka bertiga menuju meja yang di tempati oleh Quinza sekarang.

Tri dkk duduk di depan Quinza yang masih sibuk menyesap kopinya, tanpa mengalihkan pandangannya pada Tri dkk. Namun ia tau, bahwa ketiga gadis itu sudah berada di dekatnya sekarang.

"Hai" Sapa Tri terlebih dahulu.

Quinza mengalihkan pandangannya dari pemandangan jalan raya yang padat melalui sebuah dinding transparan yang terpasang di kedai itu.

Quinza tersenyum tipis pada ketiga gadis itu. "Inget gue?" Tanya Quinza dengan santai. Sembari menyerahkan sebuah buku menu yang tersimpan dengan rapih di atas meja itu, pada mereka bertiga.

Kean menerima buku itu, dan memesan jenis kopi serta camilan nya untuk mereka bertiga.

"Lo siapa?" Pertanyaan itu keluar dengan lancar dari mulut Tri pada Quinza.

Quinza terkekeh mendengar pertanyaan polos itu. Sahabatnya itu memang tidak pernah berubah, menurut Quinza.

"Kalau gue bilang gue Aurora kalian percaya gak?" Tanya Quinza seraya memainkan sendok yang terletak di dalam gelas kopi itu.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 552 kata
Tanggal publish, 24 Agustus

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang