16.Ancaman|R.I.Q|

30K 3.3K 34
                                    

"Salam kenal balik Erlan" Balas Quinza dan Kayla.

Frisca yang sekarang sudah berkeringat dingin, rasanya ingin lari meninggalkan mereka berempat dengan sisa tenaganya.

"Kamu kenapa by? Kok keringetan gini, padahal di sini kan dingin" Tanya Erlan, ketika menyadari bahwa kekasihnya itu berkeringat dingin, padahal suhu di tempat mereka berada itu cukup dingin.

Frisca menggelengkan kepalanya dengan gugup. "A,,, Aku gak papa kok. Kita balik aja yuk? Aku udah selesai belanjanya" Ajak Frisca dengan deg degan pada Erlan.

Erlan menatap Frisca dengan tatapan bingung, tentu saja ia bingung. Orang tadi, sebelum mereka berangkat ke sini, Frisca bilang ingin membeli banyak barang, baik make-up, pakaian bahkan ia ingin perawatan ke salon sebentar. Tapi sekarang, mereka bahkan belum selesai memilih alat make-up, tapi gadis itu sudah ingin kembali?

"Loh? Kan kita belum selesai milihin kamu alat make-up, kok udah mau pulang aja?" Tanya Erlan dengan dahi yang berkerut.

"Udah, aku udah gak mood buat belanja. Plis sekarang kita pulang ok" Pinta Frisca seraya menarik pelan hoodie hitam yang di gunakan oleh Erlan.

Akhirnya, Erlan pun setuju dan berpamitan pada Quinza dkk, untuk kembali terlebih dahulu. Namun sebelum itu, Erlan lebih dahulu membayar barang yang telah di pilih oleh Frisca tadi pada kasir, dan meminta agar Frisca di temani oleh Luci dan teman-temannya yang tak lain adalah Quinza dan Kayla, musuh dari Frisca.

"Pokoknya kalian gak boleh ngasih tau apa-apa soal ini, sama Austin!" Bentak Frisca, mengamuk pada Quinza dkk.

Quinza menatap Frisca dengan pandangan remeh. "Kalau gue mau gimana?" Pancing Quinza yang sengaja ingin amarah dari Frisca semakin tersulut.

Dan sukses, sebab amarah Frisca semakin tersulut, karna takut dan geram karna di permainkan oleh Quinza.

Frisca tidak pernah menyangka, bahwa hari itu, ia akan sesial ini. Padahal niatnya sudah baik sebelumnya, ia hanya ingin berbelanja dengan salah satu selingan nya dan menggunakan uang selingan nya itu tentunya.

Namun sekarang, ia malah terkurung oleh ancaman yang di berikan oleh Quinza dan teman-temannya.

"Pokok nya gue gak mau tau! Kalau lo berani ngasih tau hal ini sama Austin, gue pastiin Abang lo bakal benci sama lo selamanya" Ancam Frisca mencoba menakuti Quinza.

Quinza terkekeh remeh menatap Frisca dengan tatapan miris namun mengandung ejekan. "Lo mau buat Abang gue makin benci sama gue? Silahkan, gue gak takut" Tantang Quinza sembari melibatkan kedua lengannya pada dadanya.

Keringat Frisca semakin bercucuran, rasa takutnya pun semakin membuncah. Ia sangat khawatir, jangan sampai Quinza atau Luci bahkan Kayla memberitahukan pada Austin bahwa dirinya berselingkuh di belakang dirinya.

Walau ia tau, bahwa Austin pasti akan lebih percaya padanya di bandingkan Quinza. Namun masalahnya adalah, Quinza sekarang sudah berubah, Frisca menyadari perubahan Quinza semenjak Quinza sembuh. Dan bukan hanya itu, Luci juga merupakan adik kandung dari Austin. Dan pasti Austin akan mempertimbangkan ucapan adiknya.

Frisca khawatir, nanti Austin akan memutuskan hubungan mereka. Jika hal itu sampai terjadi, maka otomatis hubungan dirinya dengan Austin akan memburuk, dan itu akan berdampak pada ketenarannya di depan publik, dan yang paling parahnya, akan berdampak pada perusahaan Ayahnya yang selama ini di topang oleh perusahaan Ayah Austin.

Ya,, selama ini Frisca mendekati Austin, itu karna ingin namanya semakin naik dan tenar di depan publik. Selain itu, untuk membantu penstabilan perusahaan Ayahnya juga, yang semakin lama semakin hampir bangkrut.

Ia ingin memutuskan Erlan, namun ia juga tidak bisa. Sebab Ayah dari Erlan juga salah satu penyokong terbesar dari berdirinya  perusahaan Ayahnya.

Selain itu, Frisca sangat tau watak dari Erlan, pria itu tidak akan melepaskan dengan mudah sesuatu yang ia miliki, selain ketika Tuhan sendiri lah yang ingin membawa miliknya itu pergi.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 590 kata
Tanggal publish, 17/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang