"Elah,, gue belum selesai ngomong kali" Cebik Tri di iringi dengan picingan mata pada Kean dan Dea.
"Yaudah, tau apa emang?" Tanya Dea mencoba untuk bertanya.
Senyum Tri terpatri di wajahnya saat mendengar Dea yang bertanya pada dirinya.
Tri pun mulai menjelaskan semuanya dari awal, mulai dari seseorang yang mengirim pesan pada dirinya melalui Line, dan berakhir dengan kesepakatan mereka untuk bertemu esok di salah satu kedai kopi yang letaknya agak jauh dari tempat mereka berada sekarang.
Ya,, Quinza dan Tri dkk tinggal di dua kota yang berbeda. Oleh karna itu Quinza tidak pernah mencoba untuk pergi menemui teman-temannya itu.
Terlebih lagi, Quinza yakin, bahwa keluarga nya itu sekarang sedang tidak berada di Indonesia. Mereka pasti sekarang sedang berada di rumah neneknya yang berada di London.
Mengapa Quinza bisa seyakin itu, sebab ia tau bahwa keluarganya itu jika sedang bersedih, pasti akan menemui sang Nenek yang tinggal sendirian di sana untuk sekadar menghilangkan stres dan beban pikiran mereka walau hanya untuk sesaat.
"Jadi lo berdua mau kan ikut sama gue, buat ketemu sama orang itu?" Tanya Tri dengan penuh binar harapan yang terpancar dari wajahnya yang cantik itu.
Akhirnya Kean dan Dea pun setuju, lagi pula esok mereka tidak ada mata kuliah. Dan lusa mereka masuk siang, jadi bisa saja mereka pergi besok.
Sekarang kita kembali pada Quinza
"Gue gak sabar. Semoga aja mereka gak shock besok" Gumam Quinza sembari menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.
Dinding kamar Quinza memang semuanya berwarna hitam, namun terdapat celah-celah dinding yang di berikan warna putih. Agar suasana kamar itu tidak terlalu mati, dan langit-langit kamarnya memang semuanya berwarna putih. Serta berbagai macam perabot kamar yang ada di dalam sana berwarna kan hitam yang di padukan dengan putih.
"Rora kangen sama Daddy, Mommy, Abang" Celetuk Quinza sembari membayangkan wajah keluarganya sebagai Aurora.
"Huft,, gak papa. Sebentar lagi semuanya bakal selesai, abis itu kita jujur ke mereka. Dan kita pergi dari sini" Yakin Quinza dengan semangat besar yang terpatri dari dirinya.
Quinza beranjak dari rebahan nya dan menuju meja belajar milik Quinza. Ia mengambil salah satu buku tentang kedokteran yang tersimpan rapih di rak berwarna hitam, yang menempel pada dinding yang berdekatan dengan kedua sisi meja belajarnya.
"Udah berapa lama yah gue gak baca tentang kedokteran. Gue rindu suasana kuliah gue" Tutur Quinza.
Secara perlahan Quinza membuka buku bersampul putih dengan gambar stetoskop itu.
Kacamata telah bertengger nyaman di pangkal hidungnya.
Jari lentik itu membalikkan halaman dari bagian yang telah Quinza baca. Setelah berhasil menyelesaikan kegiatan membacanya, Quinza pun menyimpan buku yang tadi ia baca ke dalam rak buku, dan beranjak menuju kasur Queen sizenya.
Namun perhatian Quinza teralih pada sebuah buku yang terletak di balik rak itu. Buku itu sepertinya sudah lumayan lama berada di belakang sana, sebab sampulnya sudah sedikit kotor.
Quinza mulai membuka dan membaca deretan-deretan huruf dan angka yang tertulis di buku itu. Quinza tersenyum miris ketika membaca buku itu. Entah apa yang tertulis kan di dalam sana, hingga Quinza seperti itu.
Tuk
Suara buku yang di tutup oleh Quinza dengan sedikit keras."Miris banget hidup lo Quinza. Udah di benci sama Abang lo, terus di jauhin sama orang yang lo cinta. Plus lo juga bukan anak kandung keluarga ini ternyata" Monolog Quinza.
Ya,, tadi yang di baca oleh Quinza adalah sebuah buku diary yang ternyata milik Quinza.
Dan hal mengejutkan yang di dapatkan oleh Quinza ketika membaca nya adalah, bahwa Quinza itu ternyata bukan putri kandung dari Bianca dan Dion. Karna itulah para Abangnya tidak ada yang menyayangi dirinya, Kira-kira seperti itulah hal yang tertulis di sana.
❀❀❀❀
Jumlah kata, 593 kata
Tanggal publish, 24/08/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Rora Is Not Quin [TAMAT]
FantasyFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA! FOLLOW MY IG, @mimiu.rara ENTAR YANG MAU DI FOLLBACK SILAHKAN DM [TAMAT] [Proses Revisi typo] Proses penerbitan [Beberapa part telah dihapus] Rora gadis dengan kepribadian random yang meninggal akibat tersedak boba yang...