04.Pertemuan Singkat|R.I.Q|

38.7K 4.2K 23
                                    

Aurora atau tepatnya Quinza sekarang sedang menatap keluar jendela yang terletak pada ruang rawat nya.

Masih belum dapat Aurora cerna rasanya semua kejadian yang di alami dirinya sekarang, namun itu semua sangat nyata dan memaksanya untuk mencerna dengan cepat semua yang ia alami ini.

/Aurora sekarang di panggil Quinza/

Klek
Pintu pada ruang rawat Quinza di buka oleh seseorang. Orang yang membukanya adalah wanita paruh baya yang pagi tadi mengaku sebagai Mamah dari tubuh yang Aurora tempati.

"Quin, Mamah mau ke butik dulu yah sayang. Soalnya ada sedikit masalah katanya di sana, nanti Mamah bakal minta temen-temen kamu buat ke sini nemenin kamu ok" Tutur Bianca pada Quinza.

Quinza membalasnya dengan sebuah anggukan. "Terserah Mamah aja" Balas Quinza mencoba ramah pada Bianca.

Setelah berpamitan pada putrinya, Bianca pun meninggalkan ruang rawat Quinza. Sebab di butik nya memang sedang terjadi masalah yang cukup serius, jadi ia harus segera ke sana.

Quinza memejamkan matanya, kepalanya terasa berdenyut dan perlahan-lahan kesadarannya pun menghilang.

~~~~

Cahaya terang menyilaukan mata memaksa Quinza atau Aurora untuk menutup matanya dari silau yang berlebihan itu.

"Hai Aurora" Sapa seorang gadis berambut blonde pada Aurora. Aurora mengernyitkan dahinya menatap gadis cantik itu.

"Lo siapa?" Tanya Aurora pada gadis itu. Gadis itu terkekeh sembari memetik sebuah bunga, ternyata mereka sedang berada di sebuah ladang bunga sekarang.

"Aku Quinza" Jawab gadis itu sembari memainkan bunga yang tadi ia petik.

"Quinza? Lo pemilik tubuh yang gue tempatin tadi kan?! Kenapa lo ada di sini bukannya di tubuh lo sih? Lo itu harusnya cuma koma, tapi kenapa malah ninggalin tubuh lo gitu?" Tanya Aurora dengan cekatan.

"Haha,, aku emang harusnya udah meninggal Rora. Tepat saat kamu sadar di tubuh aku, saat itu juga waktu aku emang udah habis. Makanya aku sekarang ada di sini" Balas Quinza dengan riang dan tanpa beban.

"Terus kalau gitu kenapa gue malah nyasar ke tubuh lo? Harusnya gue bangun di tubuh gue sendiri, atau kalau gak gue harusnya udah meninggal. Tapi kenapa malah kebangun di tubuh lo sih?" Tanya Aurora lagi dengan penuh kebingungan.

"Gak tau, itu emang udah takdir kamu Aurora. Udah kamu hidup aja di tubuh aku, gak papa kok. Cuma aku mau minta satu hal sama kamu" Celetuk Quinza memainkan rambutnya yang panjang itu.

Aurora menatap Quinza dengan tatapan penuh tanya. "Aku mau, kamu ubah pandangan orang-orang tentang aku Rora. Buat Abang-abang aku sayang dan peduli sama aku kayak dulu lagi. Buat mereka mikir positif dan baik tentang aku. Aku tau permintaan aku ini kelewatan, karna pasti bakal bebanin kamu, tapi tolong. Cuma itu keinginan terakhir aku" Pinta Quinza dengan memelas pada Aurora.

"Dan ingatan aku bakal kamu dapatin nanti secara perlahan-lahan" Lanjutnya.

Aurora menghela napas dan menyetujui permintaan Quinza. "Ok,, ada lagi yang lo minta? Terakhir kali nya gitu?" Tanya Aurora untuk berjaga-jaga pada Quinza, agar jiwa Quinza dapat hidup tenang dan damai di alamnya nanti.

"Cuma itu,, oh iya tolong kalau kamu ketemu sama Austin, kasih tau dia kalau Frisca itu gak baik buat dia. Tolong bantuin Austin biar dia liat gimana seorang Frisca yang sebenarnya. Dan kasi tau dia, kalau aku Quinza Elizabeth udah lepasin dia sepenuhnya" Tutur Quinza terakhir kalinya sebelum pada akhirnya menghilang.

Bunga yang tadi Quinza petik secara perlahan terbang pada Aurora, saat tangan Aurora menyentuh bunga itu, cahaya menyilaukan kembali muncul dan membawa Aurora kembali ke alam kesadarannya.

Quinza terbangun, ia melihat di atas tangannya terdapat bunga yang sebelumnya di petik oleh Quinza di alam sana sebelum akhirnya menghilang.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 576 kata
Tanggal publish, 11/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang