Sekitar 20 menitan mereka mengendarai motor dengan kecepatan sedang, akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan mereka.
Salah satu arena balapan liar yang cukup terkenal di daerah itu.
"Yuk kita daftar" Ajak Luci pada Quinza dan Kayla. Mereka berdua pun mengangguk dan mengikuti Luci, menuju salah seorang pria yang sedang memegang sebuah mini note di tangannya.
"Kak, temen gue mau daftar ikutan balapan ini. Slotnya masih cukup kan?" Tanya Luci pada pria itu.
Paras pria itu lumayan tampan, tubuh tinggi yang mungkin berukuran 180 cm, ke atas. Dengan dada bidang, baju lebar serta kulit kuning langsat yang sangat pas dengan bodynya.
Pria itu menatap Luci, "Iya boleh kok, namanya siapa Ci?" Tanya pria itu.
Nampaknya pria itu mengenal Luci, terbukti dengan keakraban nya saat menanggil Luci, hanya dengan panggilan Ci saja. Bahkan sebelum Luci menyebutkan namanya.
"Namanya Kayla Kak, nama balapannya Key" Tutur Luci pada pria itu. Pria itu pun mencatat apa yang di beritahukan oleh Luci pada dirinya.
"Ok udah, yaudah sekarang minta temen lo buat siap-siap di garis. Bentar lagi mulai" Ujarnya pada Luci. Luci pun mengangguk dan meninggalkan pria itu lalu menemui Quinza dan Kayla yang sedang berdiri sembari menunggu dirinya.
"Gimana? Udah?" Tanya Quinza sekadar basa-basi. Dan di balas anggukan oleh Luci.
Mereka pun menemani Kayla menuju arena balapan. Tentu saja dengan Kayla yang menaiki motornya sedangkan Quinza dan Luci hanya berjalan kaki saja, sebab mereka tidak akan ikut balapan, jadi tidak perlu membawa motor juga ke sana.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya balapan itu pun usai, dengan hasil Kayla yang memenangkan balapan itu. Dan mendapatkan hadiah sebesar 30 juta.
Walau awalnya pertandingan itu cukup sengit, sebab lawan dari Kayla pun tidak ada yang tanggung-tanggung saat saling menyalip lawan. Namun pada akhirnya, balapan itu tetap di menangkan oleh Kayla.
"Ok,, selamat Key. Ini hadiahnya 30 juta pas yah" Ujar pria yang tadi berbicara bersama Luci, sembari menyerahkan sebuah amplop yang cukup tebal pada Kayla.
Kayla menerima amplop itu, seraya berlari mendekati Quinza dan Luci. "Nih gue menang, 30 juta buat di apain nih?" Tanya Kayla seraya menyerahkan amplop itu pada Quinza.
Quinza menerima amplop itu seraya berpikir, "Buat cafe kita aja gimana? Gaji karyawan kan belum pada di bagiin juga bulan ini. Sekalian sisanya buat nambah pembangunan cabang lain cafe kita yang bakal di buka itu" Aju Quinza pada Luci dan Kayla.
Luci dan Kayla mengangguk setuju atas ajuan dari Quinza. Bagi mereka, saran dari Quinza memang selalu bagus, dapat bermanfaat dan tidak akan salah.
Akhirnya mereka pun hendak meninggalkan arena balapan itu, sebab jam sekarang sudah menunjukkan pukul 22.01 malam.
Namun mereka terhenti ketika seseorang menghalangi jalan mereka untuk kembali dari arena itu.
"Sorry, lo pada mau ngapain yah? Kita mau balik, tolong minggir" Pinta Kayla pada para pria itu. Mereka bukannya takut untuk langsung nyelonong dan meninggalkan mereka, hanya saja rasanya tidak sopan jika mereka langsung seperti itu.
Motto mereka itu, nakal tidak masalah, tapi sopan santun harus tetap terjaga.
"Lo kenapa bisa di sini Quin?!" Tanya seorang pria pada Quinza, dan tanpa memperdulikan ucapan Kayla.
Quinza yang namanya di sebut pun mengalihkan atensinya pada seorang pria yang memanggilnya barusan.
Quinza terkesiap melihat siapa yang memanggilnya barusan. Ia adalah Sean. Aurora sangat mengenali pria itu, dan sepertinya Quinza pun mengenali pria itu.
"S,,Sean" Cicit Quinza dengan nada bergetar dan mata yang sudah berkaca-kaca siap menjatuhkan kristal bening dari wajahnya.
❀❀❀❀
Jumlah kata, 560 kata
Tanggal publish, 18/08/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Rora Is Not Quin [TAMAT]
FantasyFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA! FOLLOW MY IG, @mimiu.rara ENTAR YANG MAU DI FOLLBACK SILAHKAN DM [TAMAT] [Proses Revisi typo] Proses penerbitan [Beberapa part telah dihapus] Rora gadis dengan kepribadian random yang meninggal akibat tersedak boba yang...