64.Masih Sama|R.I.Q|

6.9K 743 8
                                    

"Abangg,,, itu tadi kayak biasa?" Tanya Quinza pada kedua Abangnya, Artha dan Indra.

Artha dan Indra mengangguk, Quinza telah menceritakan segalanya. Awalnya sama halnya dengan Vian dan Maisie, Artha dan Indra pun tidak percaya, namun lagi-lagi Quinza dapat membuktikan apa yang ia katakan. Sehingga mereka berdua percaya bahwa Quinza memang lah Aurora.

"Biasalah, Anak-anak temen Mommy sama Daddy yang pengen banget di jodohin sama kita. Sampai-sampai nawarin dirinya sendiri, jijikin banget kan" Sinis Indra.

Quinza terkekeh mendengar sinisan dari Indra. Abangnya itu memang cukup julid pada seseorang yang memang tidak ia sukai. Namun Indra tidak sembarangan menjulid apalagi menjudge seseorang seperti Varo.

"Haha,, jangan salahin Mom sama Dad, salahin aja tuh kolega Daddy sama temen sosialita nya Mommy yang pengen banget numpang pansos di keluarga kita" Timpal Quinza ikut menjulid.

"Udah,, kalian berdua malah ngomongin orang, gimana kalau nanti telinga mereka pada panas karna kalian omongin" Canda Artha menanggapi kedua adiknya yang sedang masuk dalam sesi pergibahan.

Mereka bertiga tertawa bersamaan, entah apa yang mereka tertawakan.

"Tadi pas awal masuk, adek kirain kalian main jal*ang atau pel*acur. Ternyata salah" Gumam Quinza namun masih dapat di dengar oleh dua pria itu.

Artha dan Indra sontak menggeleng ribut. "Gak mungkin kita main gituan, paling mentok kita ke bar paling minum doang itupun kalau lagi males minum di rumah, najis banget kita sama bekas orang" Balas Indra dengan raut wajah jijiknya.

Keluarga mereka memang cukup jarang dengan yang namanya ke bar atau club malam. Sebab di kediaman mereka sendiri saja sudah terdapat bar.

"Yaudah, Bang gue bosen" Rengek Quinza pada kedua Abangnya. Artha dan Indra yang melihat tingkah Quinza pun paham betul maksud dari adik mereka itu.

"Gak mau yah Ra, gue males banget keluar jam segini. Perawatan mahal Ra, ini masih siang, panas banget. Bukannya lebay tapi ini perawatan kulit mahal Ra" Tolak Indra menatap prihatin pada kulitnya.

Quinza dan Artha menatap Indra dengan tatapan jengah. "Elah siapa yang mau keluar sih, gue juga males kali jalan-jalan pas siang gini. Gak suka juga gue tuh sama panas siang" Celetuk Quinza.

Artha dan Indra sontak menengok pada Quinza. Mereka menatap seakan bertanya apa yang di katakan oleh Quinza itu sungguh-sungguh atau hanya candaan saja.

"Kalau gak mau keluar, terus mau ngapain?" Tanya Artha yang paling kalem di antara ketiganya.

"Bantuin gue nyari nama, soalnya sesuai yang gue bilang tadi kalau gue bakal pakai identitas baru. Ya pasti bakal pake nama baru, nah gue mau namanya itu bagus mwehehe" Pinta Quinza dengan boba eyes nya.

"Gak usah nge boba eyes, inget dulu kamu meninggal gara-gara boba. Pokoknya boba harus di musnahin" Sarkah Artha melihat Quinza.

"Sama, Abang juga boba phobic" Tambah Indra.

Quinza memutar bola matanya jengah, "Apaan boba phobic, gue meninggal bukan karna boba kali, tapi karna emang tekdir gue udah mau meninggal. Boba itu enak jangan di salahin, apalagi di musnahin" Tentang Quinza.

"Serah deh" Pasrah Artha dan Indra.

Mereka tidak mungkin menentang keinginan adik kesayangan mereka, apalagi sekarang Aurora mereka benar-benar kembali. Bukan sebuah halusinasi saja, untungnya Aurora kembali dengan segera, jika tidak mungkin keluarga mereka akan berantakan.

"Yaudah, gue mau ke kamar dulu Bang. Kalian jangan  nyusul, soalnya gue mau ganti baju sekalian mandi. Gerah, entar kalau udah gue yang ke kamar kalian ok" Putus Quinza seraya berlari meninggalkan ruangan yang di dominasi oleh warna biru tua itu.

"Gue seneng banget adik kita balik Bang" Tukas Indra menatap bayangan badan Quinza yang mulai menghilang di telan jarak.

Artha mengangguk sembari duduk di salah satu kursi, "Sama, gue juga seneng banget. Untung dia balik cepet, kalau gak mungkin keluarga kita bakal berantakan semuanya beberapa bulan lagi" Timpal Artha dan di balas anggukan setuju oleh Indra.

Bagi keluarga mereka, Aurora adalah inti keluarga mereka. Jika inti mereka tidak ada atau hancur, maka keluarga mereka juga akan hancur.

❀❀❀❀

Bonus up:)

Jumlah kata, 634 kata
Tanggal publish, 09/09/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang