39.Menjenguk|R.I.Q|

13.9K 1.3K 6
                                    

"Sayang, ini obatnya" Ujar Bianca yang baru saja memasuki kamar Quinza sembari meletakkan beberapa bungkus obat berbeda merk di atas nakas.

Quinza mengangguk sebagai balasan mengerti.

Skip siang hari~

Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar dari rumah keluarga Arieno.

Pintu di buka oleh salah satu maid yang bekerja di sana. "Hai, Bi. El nya ada?" Tanya Kayla pada maid tersebut.

Maid tersebut tersenyum dan mempersilahkan Luci dan Kayla masuk. Dan di ikuti oleh tiga orang gadis lainnya, yang sepertinya seumuran dengan Luci dan Kayla. Namun sang maid belum pernah melihat mereka bertiga.

Mungkin itu adalah kali pertama mereka berkunjung ke sana.

"Non Quinza ada di kamarnya Non. Mau Bibi antakan?" Tawar maid itu. Luci membalasnya dengan gelengan kepala. "Gak usah Bi, kita naik sendiri aja" Tolak Luci. Maid itupun mengangguk mengerti dan meninggalkan mereka berlima.

Luci, Kayla dan ketiga gadis itu pun berjalan menuju kamar Quinza yang terletak di lantai dua rumah mewah itu.

Saat hendak memasuki kamar Quinza. Mereka berlima berpapasan dengan para Abang Quinza. Tidak ada sapaan ataupun senyum yang keluar dari Luci dan Kayla. Namun para Abang Quinza memberikan sapaan dan senyum pada mereka berlima.

Yang membalas senyum itu hanya Tri saja, itupun bukanlah senyum tulus. Hanya sebuah senyum pencitraan saja sebab ia kasihan pada keempat pria itu, tidak ada dari mereka berlima yang membalas sapaan mereka.

Ya,, yang datang bersama Luci dan Kayla ia lah Tri dkk. Mereka menuruti perkataan mereka kemarin pada Quinza bahwa besok mereka akan pindah ke sekolah yang sama seperti yang di tempati oleh Quinza.

Namun sayangnya Quinza hari itu tidak masuk karna sedang sakit seperti yang di katakan oleh Quinza tadi pagi di telfon.

Klek
Suara pintu kamar Quinza di buka tanpa izin oleh seseorang.

Quinza sama sekali tidak marah ataupun emosi, sebab ia sudah tau siapa yang biasanya sangat tidak sopan seperti itu jika hendak masuk ke kamarnya.

Hanya Kayla saja yang seberani itu untuk langsung menerobos masuk kamar Quinza tanpa izin dari sang pemilik kamar terlebih dahulu.

"Ell" Teriak Kayla begitu memasuki kamar Quinza. Dan langsung menubrukkan badannya pada kasur Queen size milik Quinza.

Quinza menatap malas ke arah Kayla. "Kebiasaan lo masuk gak permisi dulu" Cibir Quinza tanpa maksud tertentu.

"Hehe" Kayla menyengir tidak jelas pada Quinza.

Mereka berenam mengobrol banyak hal. Mulai dari hal penting hingga tidak penting pun mereka bicarakan. Hingga tibalah saat dimana Kayla dan Luci harus kembali.

Setelah Kayla dan Luci benar-benar pulang, Quinza mengobrol kan sesuatu yang sangat penting pada Tri dkk.

Ya,, Tri dkk masih belum kembali sekarang. Lagipula rumah mereka tepatnya apartemen Kean tidak terletak terlalu jauh dari rumah Quinza. Bahkan hanya dengan berjalan kaki selama belasan menit saja mereka sudah dapat bertemu di rumah salah satunya.

"Jadi kenapa?" Tanya Kean pada Quinza.

"Huft, ternyata orang tua pemilik tubuh yang sebelumnya gue ceritain ke kalian itu, bukan orang tua kandung dari tubuh ini" Jelas Quinza.

"Maksudnya?" Tanya Tri tidak mengerti.

"Ya gitu, jadi Mamah Bian dan Papah Dion itu bukan orang tua kandung dari Quinza ini" Ujar Quinza sekali lagi.

Mereka bertiga, Tri dkk mengkerut kan kening mereka bingung, "Lah kalau bukan mereka. Terus orang tua kandung Quinza itu di mana?" Celetuk Tri.

Quinza memukul pelan dahi Tri. Hingga gadis itu meringis kecil. "Kalau gue tau, ya gue gak bakal ngomongin ini sama kalian kali" Jengan Quinza.

"Jadi?" Tanya Dea penasaran. "Jadi, gue mau kalian bantuin gue cari tau sebenarnya dimana orang tua kandung Quinza ini sekarang. Terus siapa mereka sebenarnya, soalnya yang di ceritain sama Mamah Papah itu gak lengkap" Tutur Quinza dengan sedikit memohon.

❀❀❀❀

Jumlah kata, 583 kata
Tanggal publish, 28/08/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang