48.Keluarga|R.I.Q|

11K 1.1K 19
                                    

Tri, Kean dan Dea memilih untuk menjauh dari Quinza dan pria itu untuk sementara. Sebab mereka tidak ingin mengganggu moment yang sedang terjadi antara kedua remaja berbeda jenis itu.

"Jadi bener, kalau lo anak dari Ayah Arlan sama Bunda Emi?" Tanya Quinza dengan serius pada pria itu.

Pria itu mengangguk dengan antusias. Pria yang bernama Valenio Hagiva Gadela, putra sulung dari keluarga Gadela. Valen sama sekali tidak menaruh curiga bahwa gadis remaja di hadapannya ini berbohong.

Sebab ia bahkan sudah melihat kartu identiras gadis itu, dan benar saja di sana memang tercantum nama dari sahabat orang tuanya dulu, yakni Dion dan Bianca.

"Bener, keluarga kalian kemana aja selama ini? Kenapa pas Ayah sama Bunda ngunjungin keluarga Arieno, asisten rumah tangganya bilang kalian udah gak tinggal di sana?" Tanya pria itu.

Tadinya pria itu memang terlihat pendiam dan cukup dingin, namun yang di lihat oleh Quinza sekarang justru sebaliknya.

Pria yang di lihat Quinza sekarang itu sekarang adalah seorang pria yang lumayan banyak bicara dan tidak dingin sama sekali. Justru pria ini menurut Quinza sangat friendly dan cukup soft orangnya.

"Pas umur gue 6 tahun kalau gak salah, keluarga gue pindah dari sana ke sini. Justru harusnya gue yang nanya, kenapa pas Mamah nyari kalian, kalian bertiga malah ilang. Bahkan gak ada jejak sama sekali tentang kalian. Kalian bertiga kayak hilang di telan bumi tau gak" Celetuk Quinza dengan manja.

Entah mengapa Quinza merasa nyaman dengan pria yang bernotabe sebagai Abang kandung dari Quinza ini. Mungkin itu bawaan dari tubuh Quinza.

"Haha,, maaf yah cantik, soalnya sejak Bunda nitipin lo di tante Bianca, kita bertiga udah pindah dari rumah itu. Saingan bisnis Ayah bener-bener ngancam keselematan keluarga kita, khusus nya lo. Karna lo masih bayi pas itu" Jelas Valen dengan sedikit godaan pada kalimatnya.

Quinza mengangguk mengerti. "Oh iya, betewe gue emang ada nama dari kalian atau belum sih Bang sebelum kalian nitipin gue ke Mamah?" Tanya Quinza dengan semangat.

"Ada, pas lo baru lahir, Ayah sama Bunda udah ngasih nama ke lo. Nama lo itu, Daisy Narhea Gadela" Jawab Valen dengan gemas sembari mengusak surai Quinza.

Tri, Kean dan Dea memperhatikan arloji yang terpasang di pergelangsn tangan mereka.

"Halo Kakak adik yang lagi berbunga-bunga bahagia cmiiww, kuy ke lapangan. Kita udah hampir satu jam di sini, nanti yang lain curiga kalau kita kelamaan. Khususnya lo Abangnya Aura, maksudnya Quinza. Lo kan tamu di sini, bisa brabe kalau lo ilang" Tutur Kean yang membuat suasana kakak beradik yang baru saja bertemu itu menjadi menjadi hancur.

Quinza menatap Kean dengan malas, namun tidak dapat di pungkiri bahwa apa yang di katakan oleh sahabatnya itu benar adanya. Akan berbahaya jika pihak sekolah Valen tidak menemukan Valen, nanti malah di kita bahwa dia hilang. Dan itu bisa membuat nama sekolah mereka buruk nanti.

"Yaudah lah, yuk keluar. Betewe Bang, sorry tadi temen gue nyulik lo, soalnya gue emang mau nanyain soal kebenaran itu sama lo" Pinta Quinza sembari memainkan kukunya yang indah.

Valen mengangguk paham. "Santai aja dek, oh iya nanti pas balik gue jemput lo yah? Gue gak sabar bawa lo ketemu Ayah sama Bunda, pasti mereka seneng banget" Ajak Valen pada Quinza. Dan tentu saja di setujui oleh Quinza.

Mereka berlima keluar dari ruangan itu, untung saja koridor sedang sepi, sehingga tidak ada yang melihat mereka keluar bersama. Jika sampai ada yang melihat, mungkin akan timbul gosip tidak baik esok hari.

❀❀❀❀

Ad yang nungguin up gak? Hehe komen dung all:)

Jumlah kata, 561 kata
Tanggal publish, 01/09/2021

Rora Is Not Quin [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang