-Masuk sini lepas sandal-
Baru saja Aneska masuk ke dalam kelasnya, sudah ada saja yang membuatnya emosi bahkan sepagi ini. Dengan muka memerah menahan marah, Aneska melangkah menuju papan berisi jadwal piket di depan sana.
"Siapa yang kemarin piket?" Tanya Aneska lalu mulai menelusuri nama-nama yang tertera pada jadwal piket hari Rabu.
Dengan tangan terkepal, Aneska berjalan menuju bangku paling belakang. Teman satu kelas lainnya hanya bisa terdiam. Tidak ada yang mau menghadapi Aneska, ketua kelas mereka itu jika sedang marah seperti ini.
BRAK
"Bangun lo," ucap Aneska seraya menggebrak meja.
Raden, cowok yang menjadi alasan Aneska marah itu malah dengan santainya menguap seraya menggeliat.
"Apa, sih An? Gak tau adab lo. Orang tidur malah disuruh bangun."
"Gak tau adab kata lo?" Tanya Aneska kesal.
Raden mengangguk membenarkan. Membuat tensi Aneska semakin tinggi.
"Lo sama temen lo yang gak tau adab!" Aneska menjewer telinga Raden agar laki-laki bangkit. "Lihat! Kelas kita kotor, dan semuanya gara-gara lo dan temen lo yang gak piket kemarin. Lo sadar gak sih?!"
"Enggak. Lagian gak penting juga gue piket. Dan lo gak berhak atur-atur gue," ucap Raden mendelik.
Aneska menghentakkan kakinya ke lantai. "Bisa gak sih lo gak buat gue emosi sehari aja?"
"Gak bisa. Itu kebiasaan yang gak boleh gue hilangin. Ganggu lo, itu kewajiban buat gue," ucap Raden lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Weh, ada apa gerangan sih kawan?" Tanya Dikta yang baru saja masuk ke dalam kelas bersamaan dengan Arshaka, Elgi, Rafael, dan Relion.
Rafael merangkul Raden. "Masalah rumah tangga apalagi yang lo berdua ributin?"
Elgi berdecak lalu menyentuh kedua bahu Aneska yang tentu saja langsung di tepis gadis itu. "Tenang, An. Ada gue di samping lo."
"Kalian, tuh ya! Kenapa kemarin gak piket? Gak tau apa kalo pelajaran pagi ini itu Bu Susan! Kalian mau kelas kita kena hukuman?!" Kesal Aneska berkacak pinggang. Membuat Elgi yang semula berada di dekatnya sedikit menjauh.
"Ya Alhamdulillah lah, An. Kan jamkos jadinya." Dikta tersenyum senang.
"Gue sih bodo amat," timpal Lion yang langsung duduk di bangkunya. Di susul Arshaka, cowok paling dingin diantara kelimanya yang juga langsung duduk di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden
أدب المراهقين[Harap follow akun author lebih dulu] ••• Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...