32 || Omong Kosong

5K 304 13
                                    

Absen yang seneng dapet notif update cerita RADEN🙋🔥

Aneska terkejut bukan main saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aneska terkejut bukan main saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang. Ia mendongak dan menatap sang pelaku dengan tatapan kesal. Menyadari itu Raden, Aneska terdiam sebentar dengan kaki yang tak henti melangkah. Mengikuti kemana Raden akan membawa diri nya.

Aneska buru-buru mencoba melepaskan cekalan tangan Raden. Tepat saat kedua nya sudah sampai di rooftop sekolah.

"Lo-"

"An," panggil Raden membuat Aneska kembali bungkam. "Tangan lo, udah baikan?"

Aneska hanya diam. Masih sibuk berdebat dalam pikirannya. Ia menatap mata Raden penuh selidik. "Tangan gue gak apa," ucap Aneska seraya melepaskan tangan Raden yang tengah menyentuh tangan kiri nya.

Raden mendongak, menatap wajah Aneska.

"Tapi lo sadar gak sih, Den?" Tanya Aneska membuat Raden semakin membeku. "Di sini, itu sangat luka." Aneska menyentuh dada nya dan menatap Raden dengan tatapan kecewa.

"Maksud lo?" Tanya Raden seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Raden bertingkah seolah tak melakukan kesalahan apapun. Tapi menurut Aneska, kejadian kemarin itu membuat hatinya benar-benar terluka. Lagipula siapa yang rela jika miliknya diperlakukan seperti itu oleh orang lain?

Terkekeh, Aneska sadar jika ucapan Raden waktu itu-

"Gue, udah buat cewek yang gue sayang terluka."

Hanyalah omong kosong.

Lagipula, kenapa bisa ia berharap jika itu sungguhan? Nyata nya Raden, dia hanya melakukan sebuah permainan omong kosong agar dirinya bisa memaafkan kesalahan Raden waktu itu.

"Kenapa ketawa?"

Aneska kembali mengalihkan atensi nya pada Raden dengan tatapan sedikit tidak percaya.  "Harus nangis emangnya?"

Raden mengedikkan bahunya acuh. Ia kemudian menyandarkan tubuhnya ke dinding rooftop. "Lo tau An?" Raden menghela napas nya, membuat jeda. "Di dunia ini, ada dua hal mutlak yang pasti terjadi."

Aneska memutar matanya malas. Meski begitu, tak urung ia ikut menyandarkan tubuh nya di samping Raden dan mencoba mendengarkan baik-baik.

"Pertemuan dan perpisahan," lanjut Raden membuat Aneska terdiam dengan tatapan lurus ke bawah.

"Intinya?" Tanya Aneska dengan kening mengernyit.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang