28 || Mencari Tahu

7.2K 387 4
                                    

Hayie bruv!

Gimana kabar kalian?

Vote komennya, jangan lupa, yaa🔥

"Kenapa gak telepon gue, sih An?" Tanya Kiera panik saat melihat tubuh Aneska yang basah kuyup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa gak telepon gue, sih An?" Tanya Kiera panik saat melihat tubuh Aneska yang basah kuyup. Ditambah ia menyadari jika luka di kaki Aneska bertambah dan terlihat seperti masih baru.

"Ponsel nya lupa gue charge," jawab Aneska membuat Kiera berdecak. Aneska lalu menatap Arshaka yang masih diam bersandar pada motor nya. "Jaket nya," ucap Aneska menyodorkan jaket yang semula ia pakai kepada Arshaka.

"Itu punya Raden."

Jawaban Arshaka membuat Aneska memutar mata nya malas. "Gue tau. Lo yang balikin ke dia."

"Gak."

Aneska menghela napas. Wajah datar Arshaka kali ini terlihat begitu menjengkelkan di mata nya. "Terserah."

"Lo benar-benar harus dengar penjelasan Raden."

Ucapan Arshaka membuat Aneska juga Kiera kembali membalikkan badan.

"Gak perlu."

"Lo harus tau."

"Dan apa lo juga mau dengar penjelasannya Kiera, Ar?" Tanya Aneska membuat Arshaka bungkam seketika. Juga Kiera, ia menatap Aneska dan Arshaka secara bergantian.

Kiera lalu menghela napasnya. "Udahlah, An. Lo harus cepat ganti baju. Nanti sakit."

Aneska menatap malas ke arah Arshaka sebelum akhirnya kembali berbalik dan melangkah.

"Raden punya kepribadian ganda."

- 🦋 -

Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Tapi entah kenapa, seberapa keras Aneska mencoba memejamkan mata nya untuk tidur, tetap saja tak bisa. Ucapan Arshaka sore tadi terus saja terngiang di pikirannya bak sebuah kaset rusak.

Aneska lalu mendudukkan diri nya. Melihat ke samping dan mendapati Kiera yang sudah tertidur lelap.

Tidak bisa. Aneska tidak akan bisa tidur jika masih ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Kemudian ia turun dari kasur, hendak menuju meja belajar. Membuka laptop dan mengetikkan sesuatu di sana.

"Kepribadian ganda," gumam Aneska lalu menekan tombol cari di sana.

Di sini gelap, hanya cahaya dari layar laptop yang menemani nya malam ini. Beserta segela pemikiran dan pertanyaan dalam benaknya. Aneska mencoba merangkai beberap kejadian waktu lalu, menyusunnya dan menghubungkan semua nya ke dalam penjelasan di salah satu artikel yang ia buka, tentang apa itu kepribadian ganda.

"Pengalaman traumatis?" Aneska bertanya sendiri setelah sampai pada kalimat sebab terjadi nya kepribadian ganda.

"Aku Bian! Raden gak ada di sini!"

"Bian pengen di suapin, dibacain dongeng pas mau tidur. Bian pengen robot-robotan."

"Aneska, lo harus tau seberapa kuat nya seorang Arsen."

"Orang yang lemah itu pantas mati. Dan seharusnya, gue sepenuh nya ada dalam diri Raden."

Oke, Aneska paham sekarang. Bian, Arsen, mereka adalah nama kepribadian ganda milik Raden.

Semakin berputar otak nya untuk berpikir, Aneska malah semakin bimbang. Sebagian hati nya percaya, tapi sebagian lagi tidak.

"Seandainya gue bilang itu bukan gue, apa lo percaya?"

Aneska berdecak, ia menempelkan dahi nya pada meja. "Gue gak tau."

- 🦋 -

"Kenapa kamu sebut aku monster?"

"Karena kamu emang kayak monster." Gadis kecil itu menunjukkan luka memanjang di bagian tangannya. "Ini gara-gara kamu."

Anak laki-laki itu hanya bisa mengernyit tak paham. "Kapan? Aku gak mungkin tega lukain seseorang."

Kedua nya sama-sama terdiam. Yang terdengar jelas di kepala mereka saat ini hanyalah hening.

"Coba aku lihat." Hendak menarik dan melihat luka gadis kecil itu, namun sang empu malah semakin mundur dan menyembunyikan luka nya di balik punggung.

"Gak. Aku takut."

"Aku gak akan lukain kamu lagi Senja."

Gadis kecil itu menggeleng pelan. "Monster kucing. Senja gak mau main lagi sama kamu."

Raden terbangun dengan keringat yang entah sejak kapan membasahi dahi juga pelipisnya. Mimpi itu- datang lagi.

Dan Raden tahu pasti bagaimana kisah selanjutnya. Mereka, tidak pernah bertemu lagi.

Mendudukkan diri nya, Raden heran mengapa akhir-akhir ini jadi sering memimpikan masa kecil nya. Hal itu membuat Raden jadi semakin merindukan Senja. Gadis kecil yang selalu membuat nya merasa tenang. Menguatkannya di saat Raden merasa hidupnya runtuh berantakan. Menemani nya di saat dunia seakan menjauh.

Dan mungkin sekarang, ia membutuhkan Senja.

- 🦋 -

614 words.

Next chapt aku up malam ini🧚

Ada sedikit kejutan dari DenAn🔥

See yaa👋

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang