53 || Bangun, An

4.9K 277 14
                                    

Hai, bruv!

Vote komen jangan lupaa

Dengerin juga mulmed nya, ya!

Melaju cukup cepat, bukan hanya karena takut datang terlambat, tetapi Lion juga takut sesuatu terjadi jika kedua nya berlama-lama ada di jalan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melaju cukup cepat, bukan hanya karena takut datang terlambat, tetapi Lion juga takut sesuatu terjadi jika kedua nya berlama-lama ada di jalan ini.

"Kenapa ngebut banget? Gue takut jatuh," ucap Aneska sedikit berteriak. Iya, ia tahu jika mereka sedang diburu waktu agar tidak sampai terlambat menuju pemakaman Kiera, tetapi laju motor Lion saat ini sangat di atas rata-rata. Terlalu cepat dan berhasil membuat jantung Aneska berdetak lebih kencang karena takut.

"Lo pegangan sebentar aja sama gue. Gak apa kan? Kata nya mau cepat sampai."

Aneska mengernyitkan keningnya. Sedikit heran namun tak urung, kedua tangannya yang semula berpegangan pada belakang motor itu kini mulai dengan perlahan melingkar di pinggang Lion.

Mata Aneska kemudian memicing. Ia melihat sesuatu yang aneh di belakang. Hampir sepuluh motor entah kenapa terasa seperti tengah mengikuti dirinya dan Lion. Sejak dua menit yang lalu.

"Yon, mereka ikutin kita gak sih?"

Pertanyaan Aneska sontak membuat fokus Lion teralih. Ia sedikit menoleh ke belakang dan lalu menatap spion nya.

Sial, sial, sial. Lion mengumpat beberapa kali dalam hati nya. Setelah sadar jika ia dan Aneska tengah diikuti. Dan Lion tahu betul siapa mereka.

Razor.

Bodoh. Seharusnya dirinya menolak perintah Aneska dan tidak menuju jalan ini. Jalanan yang dimana anggota Razor selalu lewati. Bahkan beberapa meter setelah ini adalah markas utama Razor. Tapi layaknya nasi yang sudah menjadi bubur, semua nya sudah terlambat.

"Gue bakal lebih cepet. Lo pegangan yang kuat," teriak Lion dengan nada panik nya.

Jalan Sentravari yang biasanya hanya berisi sunyi, kini terisi dengan deruman dan juga teriakan. Menyuruh Lion menghentikan laju kendaraannya. Dan apa mereka pikir Lion akan melakukan nya? Tentu saja tidak. Lion sudah tau pasti jika ia kalah telak.

Tapi sesuatu yang aneh memenuhi pikiran Lion saat ini. Jaket Bravos tidak ia kenakan dan Lion juga tengah menggunakan helm full face. Lalu dari mana mereka semua tahu kalau dirinya adalah anggota Bravos?

Lion menggeleng seraya berdecak. Semakin ia tarik gas motornya itu. Setidaknya ia harus bisa menemui jalan ramai, agar bisa mencari bantuan.

Tapi sayangnya, takdir tak membuat rencana Lion berjalan mulus. Sebuah truk menghantam dari arah kanan. Semuanya terlalu cepat sampai yang Aneska rasakan adalah tubuhnya terhempas cukup jauh dan membentur aspal.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang