08 || Peringatan Aneska

9.7K 558 6
                                    

Hai, halo, assalamualaikum👋

Jangan lupa vote komennya🔥

Jangan lupa vote komennya🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semuanya gara-gara lo." Aneska menatap Raden dengan gerakan bola matanya. Sedangkan badannya tetap menghadap lurus.

"Lo yang salah. Sebagai seorang istri, seharusnya lo bangun lebih pagi," cicit Raden membuat Aneska memutar matanya malas.

"Kalo aja lo gak ajak gue ribut tadi malem, gue gak akan kesiangan kayak gini." Aneska mengeram kesal dengan tangan yang terangkat menghormat pada bendera merah putih.

Di lapangan pagi ini, Raden dan Aneska dihukum karena datang terlambat. Semalam keduanya tidur larut sekali karena Raden mengatakan hal yang membuat Aneska berada di puncak kekesalannya.

Dari pinggir lapangan, kelima teman Raden tengah sibuk mengulum senyum menatap keduanya di sana.

"Kayaknya mereka kebablasan sampe Subuh," ucap Relion asal ceplos. Membuat yang lainnya terkekeh dan mengangguk.

"Hebat juga si Raden." Elgi tertawa keras.

"An, sih yang paling hebat. Kuat dia." Dikta menimpali.

"Setuju gue," ucap Rafael yang kini tengah melipat kedua tangannya di depan dada.

Lain dengan Arshaka yang kini menepuk jidatnya. Benar-benar hanya dirinya yang paling waras di sini. Sebenarnya Arshaka malas diajak keluar kelas untuk mengintip Raden dan Aneska yang tengah menjalani hukuman di sana. Untung saja kelas mereka sedang jamkos. Arshaka juga ditarik paksa oleh keempatnya.

"Den, malem berapa ronde?" Teriak Dikta membuat mata Aneska dan Raden membelalak.

"Diem lo, anjir!" Ujar Raden namun malah mendapat kekehan dari kelimanya.

"Berapa ronde apanya?"

Semuanya menoleh pada Violet dengan satu minuman dingin ditangannya.

Dikta tersenyum lalu merangkul pundak Violet. "Tinju. Lo tau gak?"

Violet nampak berpikir sejenak. "Tinju? Maksud lo An sama Raden kemarin latihan tinju?" Tanya Violet polos membuat semuanya tertawa.

"Iya bener. Mereka tinju malem kemarin."

"Kok malem, sih?" Violet mengerutkan dahinya bingung.

Rafael dan Elgi lalu tiba-tiba saling memukul satu sama lain secara pura-pura.

"Gini nih."

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang