Bruv, kalian baca ini sambil ngapain?
"MANA RADEN?!" Jesslyn berteriak membuat para suster semakin kewalahan karena gadis itu tak henti melakukan pergerakan. Bahkan infus di tangannya sudah terlepas hingga menimbulkan luka dan darah mengalir dari sana.
"Raden, mereka jahat. Mereka gak biarin gue keluar."
Raden sempat terkejut saat Jesslyn langsung memeluk tubuh nya. Tapi tak urung ia membalas pelukan Jesslyn tak kalah erat.
"Lo gak usah takut. Gue ada di sini, jaga lo," lirih Raden dengan tangan yang perlahan mengusap lembut rambut Jesslyn yang tergerai begitu saja.
"Lo gak akan mungkin tinggalin gue kan?"
"Iya, gak akan," ucap Raden meyakinkan. Sedikit ragu namun Raden langsung menempelkan bibirnya ke puncak kepala Jesslyn. Tertahan beberapa detik sebelum akhirnya Jesslyn melepas pelukannya dan menunjuk ke arah pintu.
"Raden, dia siapa?"
Raden berbalik mengikuti arah pandangan Jesslyn. Dan alangkah terkejutnya ia saat menemukan Aneska dan Lion- dengan wajah penuh luka nya tengah berdiri di dekat pintu. Entah sejak kapan.
Tepat saat kedua mata Raden bertabrakan dengan mata milik Aneska, ia bisa lihat ada luka terpancar dari sana. Hati nya terus bertanya pertanyaan bodoh yang ia sudah pastikan kebenaran jawabannya. Hati Aneska, apakah terluka?
"Dia-" Raden menggantung ucapannya sebentar. Ada detak jantung yang berdegup tidak karuan di antara mereka. "Dia sepupu gue."
Napas Aneska tercekat. Ia menatap Raden tak percaya. Kenapa harus jawaban itu yang Raden berikan? Jadi, selama ini, termasuk semua ucapan Raden hanya lah sebuah omong kosong palsu yang seketika mampu mematikan seluruh saraf tubuhnya dalam sekali waktu. Bak sebuah bom yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Jesslyn melangkah menghampiri Aneska dan meraih kedua tangannya. "Nama lo?"
Aneska tersadar dari lamunannya, sekuat tenaga ia menahan sesuatu yang sedari tadi mendesak ingin keluar dari kedua sudut mata nya.
"An, nama gue Aneska."
Jesslyn mengangguk-angguk kecil. "Gue temen kecil nya Raden, tapi kenapa gue gak ingat Raden punya sepupu nama nya Aneska."
Saat Aneska hendak membuka suara, Raden lebih dulu menyela. "Jess, tangan lo luka."
Jesslyn sontak menatap punggung tangannya yang masih mengeluarkan darah akibat selang infus yang terlepas tadi. Ia lalu kembali melangkah menghampiri Raden dan duduk di atas brankar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden
Teen Fiction[Harap follow akun author lebih dulu] ••• Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...