37 || Gara-gara Raden

5.2K 290 14
                                    

Hai, bruv!

Lama tak jumpa. Semoga masih ada yang baca🌠

Jangan lupa vote komen nya, bruv!

Senyum di wajahnya terus saja terlihat sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum di wajahnya terus saja terlihat sedari tadi. Terlalu senang begitu kedua orang tua nya membawa ia berlibur ke sebuah villa di puncak, untuk pertama kali nya.

Namun beberapa saat setelahnya, bibir mungil itu mengerucut sempurna. Ia mendongak, mendapati seorang anak laki-laki tengah menatapnya dari atas sana.

"Ish. Turun kamu!" Ujarnya kesal. Pandangannya menatap tajam seseorang di atas sana yang kini mulai tak terlihat.

"Maaf," ucap anak laki-laki tersebut setelah menghampiri. Ia lalu mencoba mengambil permen lollipop berwarna merah itu perlahan dari rambut sang anak perempuan. "Aku sengaja."

DUK

Anak laki-laki itu sengaja didorong hingga punggungnya membentur dinding. Ia meringis beberapa kali.

"Maaf, aku sengaja!" Ujar seorang anak perempuan itu seraya melangkah pergi dengan menghentakkan kaki nya, kesal.

Tak sadar, anak laki-laki berumur enam tahun itu terkekeh melihatnya. "Aku mau ketemu kamu lagi."

- 🦋 -

Aneska berdecak kesal seraya mencoba kembali merapikan buku-buku yang baru saja terjatuh dari cekalannya.

"Harusnya Bu Reni suruh gue juga."

Aneska menaikkan pandangannya, menatap malas ke arah Raden yang kini tengah ikut merapikan buku yang tergeletak di lantai.

"Gue bisa sendiri," ucap Aneska lalu mengambil paksa beberapa buku yang ada di tangan Raden.

"An, mau sampai kapan?"

Pertanyaan Raden membuat langkah kecil Aneska terhenti. Ini bahkan sudah hampir satu minggu setelah kejadian di rumah sakit waktu lalu. Tapi bahkan Raden, laki-laki itu tak pernah pulang ke rumah. Entah kemana, atau mungkin asumsi Aneska benar. Raden tidur di rumah sakit. Menjaga Jesslyn.

Meski belakangan ini Aneska selalu di selimuti rasa khawatir saat melihat wajah Raden yang tidak pernah absen dari luka satu hari pun.

Aneska kembali membalikkan badan. "Bukannya kebalik, ya? Harusnya gue yang tanya, mau sampai kapan?"

Raden menghela napas seraya melangkah maju, menghampiri Aneska. "Gue gak suka lihat lo diam aja dan cuekin gue."

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang