Hai, bruv!
Arshaka menghela napas setelah ia matikan kembali layar ponselnya itu. Melangkah mendekat, Arshaka menatap satu persatu lebih dulu.
"Gue udah coba telepon Om Freddy. Tapi masih gak diangkat. Kayaknya dia masih di pesawat."
Tak menjawab ucapan Arshaka, semua nya hanya mengangguk pelan.
Suasana kali ini begitu berbeda dari sebelumnya. Atmosfer yang cukup menegangkan juga semakin dipenuhi oleh sesak. Aneska, Violet, Lion, Arshaka, Dikta, Rafael, Elgi dan bahkan hampir semua anak Bravos ada di sini sekarang. Mereka semua sudah siap dengan jaket Bravos yang mereka kenakan.
Semua pandangan menurun saat ini. Pemimpin nya- kini benar-benar akan pergi.
Bahkan Reygan, ketua Bravos angkatan ke empat itu jauh-jauh datang dari Bandung hanya untuk ikut mengantar Raden ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Sekali lagi, tak ada yang jauh lebih menyakitkan daripada kehilangan dan melepas pergi seseorang yang berarti dalam hidup kita, terutama jika itu untuk selama nya.
Aneska- dalam pelukan Violet itu tiba-tiba menegakkan badannya dan berdiri. Ia menatap Lion dengan tangisnya yang bahkan belum terhenti sejak tadi.
"Lion, Raden pasti sakit. Alat-alat itu harusnya gak dicabut. Enggak, enggak... Gue harus tolongin dia," ucap Aneska membuat hati mereka yang mendengarnya begitu teriris pilu.
Violet yang juga tengah menangis kini ikut berdiri dan kemudian memeluk Aneska. "An, jangan kayak gini."
Aneska sontak melepas dan bahkan mendorong bahu Violet. "Enggak, Vio. Gue salah, harusnya gue gak tanda tanganin itu. Lion, bilang sama mereka buat berhenti. Raden gak boleh pergi."
"An, stop. Ikhlasin Raden," ucap Violet seraya kembali memeluk Aneska. Mengusap punggungnya pelan saat kini Aneska juga balas memeluknya, walau masih dengan pundaknya yang bergetar. Dan Violet sangat tahu, ini terlalu berat untuk Aneska.
"Raden mau tinggalin gue, Vio. Dia bakalan pergi jauh dan gue gak bisa lihat dia lagi." Tangis tadi sore saja belum mengering. Tapi bahkan pipi itu sudah membasah lagi dibuat nya.
Violet terus menerus menyalurkan kekuatan untuk Aneska. Bahkan semakin erat ia peluk sahabatnya itu. Hatinya juga begitu sakit melihat Aneska yang sehancur ini. Bahkan sebelum Raden benar-benar akan tak bisa mereka lihat lagi.
Namun beberapa saat kemudian, satu orang suster datang dan membuat semua atensi teralih padanya. Semua mata sendu itu menatap sang suster dengan kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden
Teen Fiction[Harap follow akun author lebih dulu] ••• Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...