03 || Raden Antar Aneska

13.4K 705 9
                                    

Tekan bintang pojok kiri dulu sabi kalii bruv

Yang jadi siders betah banget, gak ada niatan tobat?

Sudah lewat dua hari dari kejadian Raden yang tiba-tiba bersikap tempramental dan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lewat dua hari dari kejadian Raden yang tiba-tiba bersikap tempramental dan kasar. Anehnya Aneska masih merasakan sakit di tangannya itu.

Aneska tengah berjalan sendirian di koridor saat ini untuk menuju kelas. Namun sebuah tangan tiba-tiba menarik ikat rambut yang tengah Aneska gunakan. Membuat rambut nya langsung tergerai begitu saja.

Aneska berbalik dan mendapati Raden dengan senyum jahilnya.

"April mop," ucap Raden dengan senyuman.

"Ini bulan Januari, Raden!" Ujar Aneska kesal.

Raden tertawa lalu melempar ikat rambut Aneska dan untungnya berhasil ditangkap.

"Marah-marah mulu. Nanti cepet tua loh," ucap Raden membuka bungkus permen lollipopnya lalu memasukkannya ke dalam mulut.

Gadis itu berdecak. "Gue tua juga tetep cantik."

Raden menepuk jidat Aneska. "Pede lo ngalahin menara Eiffel."

Aneska meringis seraya mengelus jidatnya. "Terserah gue lah. Lagian bisa gak sih lo ganggu gue?"

"Enggak."

"Jomblo, sih makanya ganggu gue terus."

Raden sontak berhenti dan menatap Aneska. "Lo nyindir diri sendiri?"

Aneska melipat kedua tangannya di bawah dada. "Gue nyindir lo. Emang sih, gak akan ada yang mau sama cowok childish, kejam, dan aneh kayak lo."

Kening Raden mengernyit. Ia membuang permen lolipop nya ke dalam tempat sampah. "Gue gak ngerti apa yang lo ucapin," ucap Raden memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Ck. Sok gak ngerti lo." Aneska yang hendak pergi pun tak jadi karena Raden menarik tangannya.

"Aw," pekik Aneska. Sakit di tangannya masih saja terasa. Padahal sudah ia olesi salep.

"Tangan lo kenapa?" Tanya Raden panik dengan mata yang membulat.

Aneska menghela napasnya. "Kali ini drama apalagi?" Tanyanya membuat kening Raden mengernyit tak paham.

"Lo jadi siapa lagi? Joni? Erwin? Atau siapa, ayo sebut," ucap Aneska yang sudah selesai mengikat rambutnya.

"Maksud lo apa, An?" Tanya Raden membuat Aneska memutar matanya malas.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang