[Harap follow akun author lebih dulu]
•••
Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cieee... baikan ciee," ledek Dikta sedari tadi. "Benar kata pepatah. Cinta akan menemukan jalan nya."
Aneska yang sudah terlanjur kesal kini bangkit berdiri dan dengan tanpa ragu meninju wajah Dikta. "Berisik lo."
Seketika penghuni kelas dibuat terkejut. Hampir semua nya mengedipkan mata karena melihat aksi Aneska yang tidak biasa nya.
"An, duduk," ucap Kiera menarik perlahan lengan Aneska.
Sedangkan Violet, gadis itu menghampiri Dikta dan mengusap lebam di wajah nya yang baru saja Aneska buat. "Kasian Dikta."
"Cewek lo- kenapa jadi tambah serem?" Bisik Elgi kepada Raden yang berada di depan nya.
Sedangkan Raden hanya mengangkat bahu nya acuh.
"Bolpoin gue mana?!" Aneska berdecak kesal lalu mengangkat beberapa buku yang terletak di atas meja nya. Hendak mencari bolpoin yang semula terletak di sana. Tapi entah kenapa tiba-tiba hilang.
CTAK
"Lo lempar tadi," ucap Raden meletakkan bolpoin milik Aneska ke atas meja. "Kenapa, hm?"
Aneska mendengus kesal lalu duduk di kursi nya. Mulai meraih bolpoin lalu membuka buku. "Ck. Lo kalau tanya yang jelas."
Raden sontak mengernyitkan kening. Aneska ini, sebenarnya kenapa?
Tiba-tiba sebuah sentuhan mendarat di dahi Aneska- penuh perhatian.
"Lo sakit?" Tanya Raden.
Sempat diam sampai akhirnya Aneska buru-buru menepis tangan Raden. "Jangan sentuh."
"Lo masih takut sama gue?"
"Gak."
"Terus kenapa?"
"Jangan banyak tanya!"
Dikta meringsut mundur ke belakang tubuh Violet. "Takut."
"Emang nya An gigit? Enggak kan? Jadi gak usah takut," ucap Violet menenangkan.
"Gak gigit emang, tapi dia pukul gue, Vio." Dikta mengusap-usap sudut bibir nya yang masih berdenyut sakit. Pukulan Aneska ternyata begitu kuat. Dan Dikta bersumpah jika ia tak mau mendapatkan nya lagi.
Lain dengan Raden yang kini tengah menghela napasnya. Ia lalu menarik tangan Aneska dan membawa nya keluar kelas- menuju kantin.